Minggu, 03 November 2013

KETIKA PUISINYA MENJADI LUAR BIASA

malam berpangkuh
saat-saat dirinya menulis dan membacakan sajak-sajak itu
bulan kesendirian
pria keheningan
dan manakala aku perempuannya.


Seorang gadis penyendiri mendatangi pelukis, ia meminta agar mau melukiskan cinta untuknya
Pelukis itu tergagap dan tak sanggup
Lalu sang pelukis mendatangi para penyihir agar memberi tahu bentuk cinta
para penyihir pun tak sanggup

Lalu ia mendatangi para dewa, agar memberi tahu bentuk cinta
tapi para dewa pun terdiam tak memberi jawaban

Akhirnya sang pelukis kembali dan menemui sang gadis, menjelaskan kalau ia tak sanggup melukis cinta

Gadis itu pun tersenyum
kemudian dia menatap langit

Adakah cinta?

---

Jika malam menjanjikan cahaya

apakah setiap bintang, bisa kita tandai sebagai jumlah harapan?

Rasanya ingin kupetik satu rindu pada rerimbun sepi
sebagai jamuan pertemuan dari segalaku
--
: Puisi Pertama, Sepasang Pengantin

Lakukanlah
Biar malam lebih liat

Bulan merambat meninggi
memecah kedunguan katak-katak yang tak perduli lirih kesetiaan

Dua insan ini berjenis kelamin tanpa operasi
sedang melanjuti kitab Adam dan Hawa pada sejarah buah kuldi di pesisir Surga

Ssst..
kita memasuki jilid keberapa pada buku-buku peluh di ujung pori-pori
bukankah renyit jam dinding tak pernah mau pergi, untuk mengungkap napas yang semakin mengikat

Ah!
aku lupa minum pil penunda kehamilan

Damn!

--

"Sabtu sore sedikit terputus-putus untuk kuikuti" seorang gadis memaksa agar matahari tak lekas sembunyi

Perlahan ia buka tiap huruf-huruf cemas di bibirnya

Seorang pemuda merengek-rengek agar hujan merubuhkan gelap, untuk satu alasan, agar ia tetap berada di rumah yang di bencinya

"Ini malam ketakutanku" teriak sepasang remaja yang tak ingin di sebut rasa iri

Aku tak ingin teracuni kisah khianat ketika alasan di lapisi impian paling madu

Lalu mereka menutup pintu

Aku rapuh malam ini


aku suka tulisan-tulisan ini...kusimpan.