Senin, 29 Oktober 2012

sosok CINTA berada



hanya sekedar mencari 
dimana rasa yang sanggup bersembunyi
tinggalkan saja bekasnya
dan pergilah ..

seumpama buih lautan
lenyap di terjang ombak
atau
bernaung dalam dermaga
sejuk disepanjang bilik hati

saat menelusuri sudut-sudut
dimana dia berdiam diri
lari
lari dan berlari
sampai dia tak menemukan kembali

dimana
sosok CINTA berada
yang datang sedemikian rupa
pernah menjemput
pernah memuja
pernah rindu
pernah pula pilu

ahhh..
memang tak ada yang sempurna atas nama cinta
atau bisa menjadikah indah karenanya

DALAM CINTA



Dalam cinta, 
saat kamu tak ada alasan lagi untuk bertahan,
itu adalah alasan yg baik tuk melepaskan. 

kau memanggil, 
saat hasrat berkejaran dengan aroma rindu
yang jatuh bersujud dalam hampar sajadah-MU

kau memanggil,
saat sebuah rasa merayap digerbang senja
dan melayar pada tiap untaian deret doa pada syair puja

pelan, hingga syair bersenandung merdu merayu
menyentuh tangkup kedua tangan,
menengadah pada-NYA
...

aroma rindu akan menyergap sekali lagi
mencari disetiap jejak cinta yang
tersingkap di sebuah legenda

ENGKAU menemukanku



Engkau menemukanku
disebuah ikrar suci
dalam penyerahan diri
ditemaram langit
disantun senyum bahagia
dan rona keluguan
tepat disebuah kata cinta
bermahkota menerima
dalam kisah legenda
saat jemari bersatu
peluh merayu
dan lentera berpendar
Engkau menghadirkanku,
menyemai
melintasi ruang waktu
melewati pergantian musim
Engkau menciptakan
cinta
dan Kau titipkan dirahim Bunda
karena Cinta
aku ada
dan aku tercipta

Engkau sesempurna
Maha karya.

Masih tak ada hujan dan rindupun merambat pelan.



Masih tak ada hujan dan rindupun merambat pelan.Sepertinya dia bersembunyi disayap-sayap peri,
acap kali kudengar harmoni dalam dentingan nama, dalam panjatan sajak berirama.
Seperti kerjapan senja disisi kepalsuan puja. Sisa dari kerinduan pun meredup, tak ada cahaya yang menjemput

Kau tau?? mengapa aku masih menatap hujan, meski dia tak datang. Sebab yang kurindu hanya percikan.
Bagaimana iya menciptakan kesejukan, bagaimana dia memberi aroma khas yang pada apapun tak lepas.
Disinilah, tempat dimana sebuah rasa bahagia, karena cukup dengan sebuah tawa, dan dekapan
hangat mengalir diantara jiwa yang menggigil.

Berterbanglah kerinduanku bagi seekor kupu, tanpa kepakan suara yang terdengar. Dalam senyum tergores tak bersuara,
Patahlah reranting rindu mengajak sang hujan, bermain maya dibalik terik fatamorgana.
Menarilah, ada yang ingin kurahasiakan tentang tulisanku, yang tak bersuara tak cukup terlihat, namun ada dan tiadanya
bagian rindu selalu kubawa serta.

Takkan berdusta, berharap bahwa kidungku menjelma menjadi semerbak aroma hujan yang kurindukan.

BIARKAN KATA YANG BERBICARA



Akan menjadi rahasia
seumpama daun
kurelakan saja
dia berderai hanyut dalam hembusan angin

seumpama hujan
biar membasahi saat gigil kebekuan
dan kubiaskan sinar
entah mengapa
Karena aku hanya sebagai manusia
meski tak bisa bersuara tentang cinta
biarkan kata yang berbicara
dalam sajak dan syair 
masih tentang indahnya cinta 

DIA SANG PENYAIR



Raja yang tak bertakhta, 
yang duduk di dalam abu istananya 
dan membangun khayalan daripada abu itu.

Burung yang membawa keajaiban. 
Dia lari dari kerajaan surga lalu tiba 
di dunia ini untuk berkicau semerdu-merdunya 
dengan suara bergetar, dan bibir tersenyum
Bila kita tidak memahaminya dengan cinta di hati, 
dia akan kembali mengepakkan sayapnya 
lalu kemudian terbang kembali ke negeri asalnya.

*insp by khalil gibran