Jumat, 25 September 2015

Carikan aku persinggahan



kita akan memerlukan tempat 
untuk bersembunyi
untuk sekedar melarikan diri
kita juga butuh privasi

seperti kursi kayu ini,
ketika duduk bersebelahan
menatap ruang hujan yang jatuh
mendengarkan lagu kesukaan

ya...

carikan aku persinggahan
tempat paling nyaman untukku bersembunyi
setelah kehilangan

: carikan aku persinggahan

"Kau tak lebih dari pada kepergian"


Katamu, "Anggap saja hatiku yang kutitipkan padamu"

Ditanganmu segenggam pasir putih kau biarkan terurai
seperti melepas anak anak rambutmu berserakan menutupi matamu yang teduh

"Apa ini", tanyaku

Baru saja ombak menjilati ujung kakimu,
aku melihat kau memungutnya seedemikian rupa

"Anggap saja ini hatiku"

Genggamanmu terjatuh, dan aku menatapanya sedih
ini dua musim ketika segenggam pasir kau titipkan padaku
kau daun jatuh yang tak sungkan untuk pergi
merobek bahkan menoreh perjalanan

kau patah yang teramat patah
kau larut
akupun demikian
jatuh disampingmu yang rindu
seperangkat kebebasan pulang menungguku

jemariku hampa,
lagi aku tak menyimpannya
menatap kabut menepi dari matamu

"Kau tak lebih dari pada kepergian"

SENYAWA


lagumu

hujan bersenyawa

ketika pelangi terbit rendah

dan jatuh pada helai daun akasia

aku ingin seperti itu

pelangi

"kau sudah menulis liriknya,

mengubah satu lagu untuk ku"

kita bersenyawa

membagi melodimu

hujan, pelangi dan lagumu




westlife - thats where you find love

PRAGMATIS ILUSI LAMPU KAYU



...
Entah aku berada dimana pada duniamu? Seorang lelaki sedang berpikir keras untuk hal yang ingin di yakininya
AKU menyebutmu gradasi warna tak tersentuh pada rayuan pelangi
SESUNGGUHNYA aku ingin mencari keserasian saja dari apa-apa yang sudah ada. Misalkan kau suka bercelana jeans, dan aku menatapmu jauh dari persimpangan jalan, menggenggam lampu kayu didekat taman
KAU suka curam mataku, tapi aku lupa warna mataku sendiri
...
MASIHKAH kita saling mencari? Sedangkan impian tak pernah memberi peta
KOSONG saja, meringkuk di ruang yang tak kita kenali
.
.
-(I)-LK

BERKISAH




Apa kabar Yem?
Parasmu kutaruh pada kedua sayap angin yang kupinjam sejak kemarin. Sebelum musim yang kuceritakan itu. Tentang seseorang yang berjalan kaki di bawah matahari
Kubiarkan belaian angin, agar matamu berkedip
Merunduk malu, kemudian menyembunyikan genit senyummu
"Kau kelihatan gemuk" bisikmu kemudian
...
Ini hari keberapa Yem, tentang ketukan yang tak sengaja kita tabuhkan di tengah malam yang biru itu? 
"Seusia matamu yang aku benci" bisikmu lagi, kali ini menghadap jauh ke lorong sunyi diamku
.
-(I)-LK

PEREMPUAN BERCERITA


....
Ceritalah (padaku)
Tentang sepatu-sepatu yang sudah tak kau pakai
Sepatu yang bersamamu menyusuri kilometer-kilometer untuk mencari sebuah jawaban
"Aku hampir lupa, warna biru mungkin saja airmataku. Merah masih kuingat untuk senyumku didalam sebuah pertemuan. Yang hitam biar diam"
...
Aku telah menaruhnya dalam ruang terkunci. Gelap, lembab, bahkan mungkin dingin yang terlalu panjang membalut lekat disana
TAPI aku suka yang putih pucat. Itu pemberian ibu
Saat aku ulang tahun ke tujuh tanpa siapa-siapa
.
.
-(I)-LK

PEREMPUAN ITU


...

Masih ingat sebuah PELUKAN ?
Jagalah sayang, itu jutaan cerita
akhir yang tak mampu aku ungkapkan
.



-(I)-LK