Rabu, 30 Mei 2012

Tulisan kecilku....


Kau sulam cintamu menjadi selimut yang menghangatkanku
Ketika kuraih mentari dan membawanya pulang, untukmu..

Aksara ini masih tak berwujud.


Bagiku engkau nuansa pagi
Kuhadiahkan sebentuk asa pada terbit mentari
Kuberi kisah bening pada embun di ujung daun
Kubiaskan sinar hangati raga

Engkau datang dengan setangkai keabadian,
Pada kuncup harapan dalam relung kepastian
Biarkan kuciumi damaimu
Pada kecupan rindumu....

Telah habis kata yang mampu kutuliskan
Telah musnah aksara dari banyak makna
Sejuta rindu yang kutulis, cukup semaikan jiwa
Sungguhpun...begitu rindu
Hanya saja kau tak tau...

Aksara ini masih tak berwujud.

Remember you.....need you



Hari demi hari hanya sesaat kita lalui,
Terlalu pagi untukmu pergi??
Bukankah fajar belum lengah untuk menutup mimpi
Belum lelah aku menatapnya
Belum hilang lukisan wajah dalam siratan rona indah
Namun mengapa kau berkemas?
Beranjak dan memberi pembatas

Kugoreskan tinta dengan sepenuh hati,
Seraya melepas gundah hati yang sulit kupahami.
Pedih...saat jemari letih menyentuh senja menutup hari
Perih...menjelang petang kau tak menyisakan hati

Selamanya...
Kau rinai hujan yang tak pernah lepas dari mendung hitam
hingga gerimis menyentuh rinai mu tak pernah lekang

Selamanya...
kau ranting yang tak pernah kering,
Menanti daun-daun berganti menguning

Kau tahu, dan aku juga tahu
Tak ada yang kekal abadi
Bahagia adalah tempat persinggahan dini
Datang dan pergi, tak mampu terhindari


Terima kasih untuk tenteram yang telah kau bagi
Melalui pelukmu..juga desah nafas iringi ucapan kata sayang
Terima kasih kau izinkan aku membalas kata
yang pernah kau bisikkan melalui rintihku...
"Aku cinta kamu"

Tenang,
Ketika rindu datang,
Telah ku pasang rasa yang membentang
Kusiapkan bisik jawaban 
Dari celah rimbunnya dedaunan
Pada sepanjang jalan taman pertemuan

Rasaku, menemanimu
Pada balutan selimut penghangat raga gigilmu
Asaku, menjagamu
Dari hembusan angin kencang meleburkan hatimu

Hingga kau sadar,
Bayangan ragaku akan pudar
Kau harus kehilanganku...
Sampai nanti jiwa lain terpilih olehmu.
Menemanimu, dan hadirnya tumbuh dalam lubuk hati
yang memanggilmu.


(Jantungku berdetak kencang, pelukkan lututku tak kulepaskan
isakku mulai tersengal, "TUHAN...aku merindukannya"

Kuraih sepi pada bait-bait puisi


Kutinggalkan ribuan senandung dan bernyanyi
menari..ditengah sunyi kepak merpati
Dimana ku bersajak, disitu kau kuharapkan
Mendekap batin, jauhkan perih dari sisi
Pada batas nyata, kusandarkan diri
Iringi barisan takdir pada puisi sang tirani

Kuraih sepi pada bait-bait puisi

INI SERUAS CINTAKU


Ini seruas cintaku,
Kutitipkan di sanubarimu
Sembari kumaknai hakikat itu
Atau kutafakuri kesalahanku
Juga khilafmu

Ini seruas cintaku,
Masih kutitikan di sanubarimu
Nanti akan kuambil darimu
Atau kutinggalkan untukmu...rinduku

Ini seruas cintaku
Lagi kutitipkan di sanubarimu
Biarkan mengembara diruang resahku
Bernaung dibuana gundahku

Ini seruas cintaku
Yang kutitipkan jelas di sanubarimu
Biarlah mengendap menjadi jelaga hatimu
Akan terus tergerus dalam purtaran waktu
Dan tinggallah sebuah nama dan jiwa
Dalam kenang hatimu dan hatiku...
...

asaku tak sampai adanya

Ini takkkan pernah baik untuknya,
Tak pernah akan cukup untuknya,
Dia sungguh bertahta
dan...
Aku...bukan siapa-siapa

Ini bukan puing asa..
Yang harus membekas, terjerembab dalam tebing rasa
Ini asa yang mendalam, sebegitu dalam
Pada nya yang tak pernah nyata

Hanya nama yang senyap
Yang hanya diam-diam tersingkap
Hanya wajah yang buram
Yang nampak kala bulan mulai temaram

Demi sebentang fajar bahagiamu
hanya rasa ku yang ku tau
Dan kunyanyikan senanung getir di sudut sepi
namun padamu tak sesempurna hati

Akan selalu sama, aksara berpadu dengan nelangsa
Akan selalu ada, kisah ini akan terus ada
Bila kau temukan aku pada raga yang berbeda...
Nantinya

Rabu, 23 Mei 2012

me...me...and...me

bukan perawan ingusan
juga bukan perempuan bohai berwajah menawan
yang sering menebar aroma kuncup bunga
atau rengekan manja bak gadis belia
yang siap membakar dengan jilatan api
hingga mengundang
kumbang untuk bertandang

hanya perempuan lugu
bermata sayu, katamu

tuturku adalah bisik sejuk gerahmu
bahasa tubuhku menghanyutkanmu seperti aliran
air tenang
rayuanku, nyanyian rindu detak jantungmu

dan aku tau auraku
hanya mampu memikatmu tapi
bukan mengikatmu

namun hangatmu adalan pantulan 
cahaya lilin dalam gelapku
rasamu tautkan ku pada tepian hatiku
dan aku luruh...padamu
juga jatuh pada semua aksaraku...

Selasa, 22 Mei 2012

aku ingat do'amu

hari ini kembali ada yang mengingatkan , bahwa ada cerita yang sempat ada....


luruh daun-daun cinta

hingga mematahkan dahan
meneteskan getah siksa
pada sayatkan pisau lukai jiwa

tumbang pohon nestapa
diladang gersang
pasrah dalam tanah basah
pada rebah hati berkalang

hanya jemari mampu menari
mengambil sisa biji-biji rasa yang berserak
tersembunyi di belantara sepi
mengering tak sanggup lagi bersemi

ohhh...
angin berdesir tebarkan sebuah pesan,
meski akar naluri telah layu
tercabut dari tanah dimana sukma bersandar
engkau masih tempat teduh
dimana banyak tunas yang akan tumbuh
engkau masih air sungai bening
yang masih setia kala mengering

biarlah semua luruh dalam goresan tinta
terhapus pada detik masa meski ada luka menganga

....
dan angin membelaiku
seraya membisikkan satu pesan
"do'a ku menyertai harimu"


*sengaja aku blurkan...agar hanya aku yang tau, bahwa ada cerita ...dulu

keputusan mu....sahabat ku

telah kudengar beberapa sajak tentang perpisahan
perih dan penuh derai air mata
yang tertembus ruang batin kerinduan

kita sama-sama tau
pasti melati itu akan layu
jatuh dan membatu
hingga gerimis membawa jasadnya berlalu

di binar embun tak terlihat kilaunya
sejuknya isyaratkan luka
hingga tak sanggup kita bagi
sampai saat disini aku masih berdiri

tersungkur jatuh ku berkali-kali
begitupula masih kau sembuhkan luka ini
berkali-kali bahumu basah oleh peluhku
begitupun kau masih menyimpan air mataku

samsara warna senja menepi
menggulung layar dalam alunan cerita
aku tak mati sampai disini
dan aku masih punya harapan dan mimpi














dan...

pagi ini alunan kecil denting hari
sembunyikan pilu hati
bisikan perpisahan telah hadir untuk kita
sedikit desir takut akan tiadamu
desak  jantung berpacu kencang
menahan kalimat yang tak tertahan

ku nanti anggukmu,
setuju dalam perpisahan ini
karna aku yang memintamu.

"kau sudah pergi?"

"....hening..."


** mengenaimu, keputusan sahabat ku Dewi, maaf jika kuukir disini....maaf**

Marcel - Firasat


begitu saja rindu ini menggelayut manja, manakala pilu datang menggoda,
begitu saja senandung ini seolah mewakili kerinduanku, tentangmu
kunanti engkau di sini...agar aku tak hanya mendengarkan lagu ini,
tapi bisa melihat sebentuk kebenaran hati....


kemarin 
kulihat awan membentuk wajahmu 
desah angin meniupkan namamu 
tubuhku terpaku 
semalam 
bulan sabit melengkungkan senyummu 
tabur bintang serupa kilau auramu 
akupun sadari 
kusegra berlari 
cepat pulang 
cepat kembali jangan pergi lagi 
firasatku ingin kau tuk cepat pulang 
cepat kembali jangan pergi lagi... 

akhirnya 
bagai sungai yang mendamba samudra 
kutahu pasti kemana kan ku bermuara 
smoga ada waktu 

sayangku 
kupercaya alam pun berbahasa 
ada makna dibalik semua pertanda 
firasat ini 
rasa rindukah ataukah kedamaian 
aku tak perduli 
kuterus berlari 

cepat pulang 
cepat kembali jangan pergi lagi 
firasatku ingin kau tuk cepat pulang 
cepat kembali jangan pergi lagi 

dan lihatlah sayang 
hujan turun membasahi 
seolah turun air mata 

cepat pulang 
cepat kembali jangan pergi lagi 
firasatku ingin kau tuk cepat pulang 
cepat kembali jangan pergi lagi 
firasatku ingin kau tuk cepat pulang 
pulang... 

aku pun sadari 
engkaulah firasat hati..

secangkir kopi dinginku

entah....
kala resah....
ingin ku nikmati secangkir kopi dinginku...
sendiri...

Senin, 21 Mei 2012

menikmati CINTA


Untuk seukir senyum yang mekar,
tiada kiranya pernah sanggup memudar
Untuk sebuah nama yang tertidur
yang gelisah dalam rindu terkubur

aku mencintaimu sederas hujan
sedingin malam bersenggama dengan belulang
kukasihi engkau melebihi mentari
dalam riuh kicau burung di pagi hari

Langkah itu..luruh bergema di alam fikirku
suara itu..masih kuhirup dalam damaiku
jika jarak bukan alasan untuk surutkan langkah
beri ku ruang untuk jelas menapak

pada imaji aku menyelinap dalam lelapmu,
membelai, sematkan sebuat kecup lembut
tanpa sadar..tanpa kau bersambut
karena aku masih bayang imaji dalam mimpi

mereguk segala asa demimu,
mengalun serunai sepi
merubahmu menjadi sebuah melodi
yang mematahkan nyanyian resah hatimu

inginku benam airmata dalam pelukan
inginku hujamkan cinta dalam dekapan
ohhh...
denganmu...keajaiban itu
Cinta.....

lukisan sendiri malam yang sepi


Sepiku desir angin tak berbisik
Sunyiku seru serangga malam tak berisik
Sebar aroma tajam tanah basah sisa hujan semalam
Memaksa raga beringsut sembunyikan kelam

Risauku berbaring sendiri di pelataran
Jalang memandang menerobos lengang
Dan bulan merenung mengulum senyum
Diam...menatapku sendiri mengunci sepi

Kabut tipis selimuti malam
Tanpa taburan kerlib bintang gemintang
Suara burung malam menyapa seram
Hanya sinar kunang yang datang menyambang

Sergap tubuh terseret naluri
Mengundang angan lukis imaji
Inginkan jemari tuliskan kembali
Tentang tubuh sepi dalam malam yang sunyi

Kala malam diujung fajar
jiwaku runtuh luruh di titik embun
dan...
Akupun jatuh dalam dekapMU

PERMINTAAN HATI

Kepada dara,
jangan ajak aku berfikir tentang cinta
dan masalahnya
tapi ajaklah aku untuk merasakannya

Kepada bunga
jangan menyuruh aku membunuh kumbang
dan angin kumuh,tapi...
perintahkan aku segera menyuntingmu

Kepada dara dan bunga
aku adalah sebentuk ranting pupus
yang sebentar lagi ada di bumi
aku adalah sekeping puing cermin
yang tak punya wajah lagi.

heheh...kuambil lagi tulisan adikku....Kasshi

Saat pinangan itu tak tersampaikan....


Bagaimana gambaran wajah Lilian,
aku bisa melukiskannya, mungkinkah seperti 
kuntum bunga lily yang mekar putih bersih, indah
tak gampang layu
mungkin itulah yang sempat kulirik dari sudut matanya.
Binar bahagia terlontar
dengan seringnya senyuman dan permainan jemarinya
yang resah, menanti...sebuah pinangan.

Detak detik jam mulai berdetik..tik tik tik
dari tempat hingar hingga detik terdengar keras
lengang...awan mulai merambat menggati layar
biru yang dari tadi ikut menunggu
Lilian, masih bertahan tersenyum,
dengan bayangan sosok Bayu datang membawa pelukan sayang
Layar angkasa birupun berubah warna
menjadi gumpalan-gumpalan awan hitam yang temaran
disertai semilir angin...
memainkan rambut panjangnya yang tergerai indah
sonar, beberapa pasang mata seperti menangkap
menyergap sembari merangkum beberapa pertanyaan
"Sedang apa kau disitu..?"
hawa dingin membuncah, menggelitik hidung
mendung....

Hingga...
Awanpun pecah, seiring dengan desau angin 
yang melahirkan rintik-rintik hujan..
sekawanan burung, sesegera terbang mencari tempat teduh,
berbeda dengan rumput-rumput
dan kuncup bunga kamboja
mereka seolah berteriak sesuka ria
menyambut datangnya sejuk membawa aroma bahagia...

dan Lilian...membiarkannya basah,
membiarkan cipratan tanah merah basah mengotori
seluruh tubuhnya...
tak seorangpun menyapanya,
hanya seorang lelaki tua membawa payung berkata...

"pergilah, meskipun berapa tahun lamanya kau menunggu
dia tak akan datang meminangmu,
karena Tuhan memilih dia lebih dulu untuk menemaninya
dan membiarkan dirimu hidup bersama sisa kenangannya..
..ayo, bangkitlah!!"
Ajak juru kunci itu..

Lilian, menatap tersenyum...berdiri, tersenyum
tertawa, terjatuh, berdiri lagi, tertawa sendiri....

milik ..Secangkir Kopi


semakin larut, pergilah
keperaduan maqammu,,
jamuan nirwana yang dihidangkankan
dalam kolam cinta,
kenikamatan yang dia halalkan untukmu...

(secangkirkopi)

kupetik dari kumpulan tulisan milik sahabatku Adipati Karna...

Jatuh Dahan Hatiku



tak ada lagi ranting naluri
jatuh satu persatu pada dahan sanubari
gugur helai-helai kelopak rindu
yang dulu pernah tumbuh di jembangan kalbu

yang telah tersayat,
tak memahami makna dari yang tersirat
nuansa merah sewarna dengan hati
kini pucat pasi, tak beraroma

mengering..
berserak
berhamburan
hilang tak beraturan

kini...
hilang rasa di ujung bibir
bunga cinta terbunuh mati
tak terbiarkan batang resah menyambang
biarkan indah jemari mengusir sepi
juga putaran waktu menjadi episode akhir.

Kumparan Rasa


Menyimak pesan yang singgah
Pada puncak frasa
Memunguti bulir-bulir halus
Kata yang berserah

Di batas cakrawala
Ada cahaya mentari
Menyusup dalam selimut berkabut
Dingin, masuk dalam pori
dan liang nadi

Mencoba hadir
Diam merusuk pada relung hati
Menerka bayangan
Yang tersirat dalam isyarat nyata

Pada senyum manis
Lembut tatapan
Hangat kasih
Kelu rasa
Pada yang ada
Tentang nya...

Meraih, tak mampu..
Batas jelas membentang
Menghalangi hasrat
Menjauhkan perpautan harapan
Hingga terhempas
Pada tebing kekecewaan


Minggu, 20 Mei 2012

afternoon along the road to love.



pada batas siang
ada penantian
kotak persegi panjang
berasap 
membawa cinta akan datang

menunggu
hadir resah dalam desah
mentari tak mau bersembunyi
dengan sombong
dia berkata
aku ikut menyongsong
menyengat
tebarkan bara yang panas
tak tertembus batas 

detak jantung berdegup
detak irama hati menari
menatap raga
luluh lelahnya
hilang keluhnya
seolah separuh perjalanan
melelahkan terbuang...

tenggelam bersama
dalam tarian dan buai kidung senandung

masih menunggu
tanpa jemu...
ajakmu
menikmati tarianmu kembali.

Dia...lukisan misteri



Dia...
lukisan paras hiasi ruang hampa
di dinding sukma terpampang
berbingkai jendera hati
dan enggan terbuang

Dia...
misteri membias pada ungkapan rasa
pada jiwa meski bibir tak pernah bicara
hanya pada kata kupintal asa

tak sanggup tergenggam
dalam lamun memedar dari ingatan
tersembunyi dalam keremangan kabut malam
hanya bias kilau cahaya kunang
yang datang dalam terang

seikat tali janji
telah terpatri pada hati
semoga akar hati dapat
termiliki....

Sabtu, 19 Mei 2012

menghapus kisah, karena aku telah kalah....





cerita berlagu,
tentang kisah asmara sang pujangga
runtuh luruh bagai ombak samudra bergemuruh
tiap jengkal rasa
mencoba semaikan luas ladang harapan
namun harap yang kudapatkan
hanya sebutir benih tak bermakna

ku layarkan gumpalan kisah berlagu
membiarkan ombak membawanya
menghilirkan lembut buai angin
membiaskan sejenak bayang fatamorgana dan maya
hingar keluar dan pedalaman hati tak bernuansa

sungguh...
engkau engkau hanyak kisahku satu
cerita berlagu,
waktuku habis dalam detik tunggu
meneriakkan keluh kesah
rebahku menerima raga yang telah kalah.

Masih dengan itu...


Terbilang lentera  di ujung nanti
Setia dengan pijar menerangi
Kala malam kuajak 7 bintang bercengkerama
Tanpa perduli bulan tatap dengan kerling menggoda

Meracik aksara pada tiap-tiap lariknya
Hingga tercipta episode sebuah cerita
Sebentuk bayangan pada selembar jiwa
Melukiskan kisah lukisan warna


Jemariku adalah lukisan sanubari
Tak terpana aku tak perduli
Tak kan teringkar janji pada yang terpatri
Sebentuk inilah asaku pada hunian hati

Jikalau asaku hanya gambaran tak bernuansa
Dan anginpun membuncah tak bersisa
Berlalu membawa serpihan debu
Iringi hapus jejak lalu

Jumat, 18 Mei 2012

H e a r t ...



Wahai HATI ..

engkau yang meyimpan semua getar kasih,
benih cinta di krinduan,
damailah sejenak ..
karena aku tak kuasa padukan engkau dgn impianku,

engkau HATI ..

adakah kau tau pikiranku 
hanya mampu sebatas angan akan dirinya kini,
sudahkah engkau dengar saat ini dia tlah jadi milik orang,

duhai HATI ..

harapku mulai saat ini
berlapanglah engkau menerima semua kenyataannya
karena ku tak ingin rasa itu kembali bersemi,

HATI ..

mari kita tanamkan asa agar dapat pengganti
dirinya yang telah tiada

(by Pangeran Kelana)


kupetik dari seorang teman....

Pernah Ada...














pernah ada
sebuah nama
sebentuk jiwa
segenggam rasa
sejumput asa
sebait doa

pernah ada...
di ruang kekal
di pembuluh hati
di bilik nadi
setangkup cinta
...

dan engkau
pada barisan kata
pada lembar halaman
catatan usang

catatanku tentang perempuan itu



















Yach...
belum sempat aku membaca catatan terakhirmu
belum puas rasanya aku merasakan senyum manis itu
belum hilang rasanya mendengar tawa kecilmu
kenapa aku tak bisa membaca isyarat itu
sebuah isyarat baru yang kau tulis
pada deret sajakmu
meskipun kadang isyarat itu tak terlagukan
namun saat ini lagu itu terngiyang

aku tak pandai berucap lisan
aku hanya sigap merasakan dalam sebuah tulisan
namun...satu kata yang mewakili
dari relung sanubari
maafkanlah aku...
entah ..
perasaan ini datang selalu di akhir sebuah kisah
penyesalan...yah...
dan akhirnya kata yang mengikutinya
adalah andai...

andai, aku tak mendiamkanmu
dengan semua gejolak hati yang tak semestinya
perasaan yang berkecipak dalam genangan air
dengan harap menghilangkan jejak yang
tersulut
aku ingat, bagaimana celotehmu membangunkan
setiap mata terkantukku,
aku terbayang, bagaimana tawa-tawamu
kau tawarkan hingga detak desir dalam jantungku
tak terkendali
aku tak bisa lupa, saat egomu
kau suguhkan dalam bincang tiap malam

ohh....
jika aku tau tawa malam itu adalah
titik tawa terakhir yang kau suguhkan
aku akan membiarkan kau tertawa
melepas semua beban sakitmu
dan aku tak pandai membaca isyaratmu
maafkan aku...

kini, kerinduanku padamu tak terkalahkan
dengan penyesalanku,
aku rindu perhatian, dan kata-kata "jangan...!"
aku rindu senyum manis meski kadang
aku mendengar erang meringis dari suaramu
dan kala rindu telah sampai batas
aku hanya menikmati
baris-baris sajakmu,
bait perbait puisi rindumu
lembar-perlembar catatan usangmu
...
seperti saat ini,
sengaja kutulis catatan untukmu
untuk perempuan yang kunamakan
"RINDU"
...

Kamis, 17 Mei 2012

Catatan usang



pernah ada
sebuah nama
sebentuk jiwa
segenggam rasa
sejumput asa
sebait doa

pernah ada...
di ruang kekal
di pembuluh hati
di bilik nadi
setangkup cinta
...

dan engkau
pada barisan kata
pada lembar halaman
catatan usang

Rabu, 16 Mei 2012

Diam tak berteman


bercumbu  bibir sunyi
merebah manja 
pada dada bidang sang malam
memeluk
dan mendekap
terhempas ruang tersekap
menemukanmu
diam dengan cumbui hasrat
di antara rindangnya 
daun flamboyan
dan ranting
akasia
puluhan kunang datang
memberi lukisan gelap
mengganti kilau bintang
bermain dengan putri malam
sepi di iringin angin
yang mendesir
lunglai tubuh enggan melambai
tanpa salam
kau diam sembunyi dalam wajah lamunan
sendiri
saat diam tak berteman....

memaknai rasa itu



telah banyak menuliskan sajak cinta
telah banyak menuliskan puisi rindu
dan
angin kemudian membelah
menterbangkannya..menyerakkan lembar-per lembarnya
...
pungut dan bacalah!!!
agar kau tau makna dari semuanya.

MAKNA RINDUKU PADAMU



desir angin lembut membuai
layaknya jemari lentik bidadari membelai
mengusap gairah pucuk daun
berayun dalam dahan hati tak perduli
meski bunga tak bersemi di hati
itu makna rindu padamu

seperti mata air di bukit jiwa
jernih mengalir diladang kering
menyusuri lembah hati
menuju relung kalbu
itu pula makna rindu ku padamu

Selasa, 15 Mei 2012

antara secangkir kopi dan kopi moca


jika kau menikmati secangkir kopi, inginku menemani menikmati dengan aku membawa segelas kopi moca yang aku suka, yang singkatnya bicaralah....secangkir kopi kuseduh untukmu saat ini.....

Bisikan Malam



seumpama  yang kunanti
terikat satu janji
datang dari suara yang menyambang
senantiasa bertandang
luruh...selalu menyentuh
tak tersentuh....

seumpama taman hati
yang menyepi..
nyanyian itu tak berlagu
tak terdengar bisikan
mendayu merindu
hanya getar rasa
dari jiwa yang berdawai

ada semburat isyarat menyeruat
mengikat dinding-dinding hati yang kelu
dan kau cerminkan bias pada kilaunya
pantulan cahaya..
merangsek hati menembus kisi-kisi hati

engkaulah bunga rasa 
pendamba yang kueja dalam setiap rengkuh jemari
pada buai aksara meski sekedar
mendulang angan dalam bisikan malam.

Semoga kau mengerti maksud isi...



telah banyak menuliskan sajak cinta
telah banyak menuliskan puisi rindu
dan
angin kemudian membelah
menterbangkannya..menyerakkan lembar-per lembarnya
...
pungut dan bacalah!!!
agar kau tau makna dari semuanya.

mawar itu beku...sedingin kamu....



mawar itu masih ditempatnya,
beku dan kedinginan.............

mencoba...


manakala kata ...
terganti dengan rangkaian doa
manakala syair2 cinta dari seorang pujangga
tak bisa bermakna...

aku jamah kau
dihujung penantian kerinduan
aku sapa kau
diantara kediaman seribu bahasa

raga tak terjamah
seperti bayangan
yang tak pernah teranggap
aku pernah menjadi biduk 
sementara
pernah jadi cawan berhias
emas
dan
saat semua nyata
saat kata2 cinta merubah 
menjadi sederhana

rasa...



tak gundah, ku beri kau rasa percaya
seperti indah semilir angin membelai
kesejukanku kala aku rindu kamu....

Senin, 14 Mei 2012

dinginnya kamu






meskipun,
terkirim 1000 merpati pembawa pesan setia
raga itu tak bergeming

meskipun,
kuutus rintik hujan pada rintih-merintih 
dalam sunyinya malam yang lengang
tetap saja, jendala kamar tertutup
rapat 

sedikitpun kau tak membuka mata

bagimu, rinduku


rindu tak terbaca
rindu yang tak terjemahkan kata
rindu tak bermakna
rindu bukan apa-apa
rindu sebatasnya
rindu dosa
rindu yang berjelaga
itu bagimu

namun itu sebenar-benarnya

Minggu, 13 Mei 2012

miss dad












and I first fell in love
the mighty men
I call him
the father ...

cold town
I hope he's warm
in arms
god ...

kediri, 14 May 2012
between the desk and pile ...
I miss her figure ....

kisah setelah sebelas tahun menghilang













dan tak lagi tersembunyikan
yang telah berusaha terhilangkan
telah menggelitik kembali
sebuah bayangan
dengan tatapan mata seolah menghujam

mata itu
tak mampu tersamarkan
menari jelas, dalam setiap jejak
dalam setiap pijakan
dia baik...
seribu bahkan sejuta kebaikan

ihklas mu
melumpuhkan sanubari
sesaat terbang meninggi
enggan turun kembali,
namun ada setetes air menyucikan
membasuh raga dan seraut muka

biarkan semua berjalan apa adanya
bahagia dengan yang termiliki
saat ini...
karena hadirmu kembali setelah
ada yang termiliki

entah ...
seperti melihat 
kembali sebuah kisah 
sementara

Jumat, 11 Mei 2012

bikin laperrrrrrrrrrrrr

Makanan ini disebut Rujak Cingur karena bumbu olahan yang digunakan adalah petis udang dan irisan cingur. Hal ini yang membedakan dengan makanan rujak pada umumnya yang biasanya tanpa menggunakan bahan cingur tersebut.

Resep Bahan Rujak Cingur :
100 gram taoge
100 gram kangkung
150 gram kacang panjang, potong 2 1/2 cm
200 gram tempe goreng, potong dadu 1 1/2 cm
1 buah tahu putih besar goreng, potong dadu 1 1/2 cm
250 gram cingur/hidung sapi, rebus lunak, buang kulitnya, goreng, potong 2 cm
1-2 buah ketimun muda, iris tipis
bengkuang/kedondong kupas, potong menurut selera
kerupuk

Resep Sambal Petis Rujak Cingur :
2 sendok makan kacang tanah goreng matang
1 buah pisang batu muda iris tipis
5 buah cabai rawit
1 sendok teh asam jawa
2-3 sendok makan petis udang
1/4 sendok teh terasi
100 ml air matang
garam dan gula menurut selera

Cara Membuat Rujak Cingur :
Rebus masing-masing bahan sayur sampai matang, tiriskan.
Campur rata sambal petis dengan semua bahan termasuk tahu, tempe, dan cingur.
Sajikan dengan kerupuk.

rasaku



mencintai dengan kalimat yang tulus
tak perlu ungkap dalam ruang rindu
biarkan cinta menjadi cinta
ketulusan tak merubah menjadi iba
meski persembahan bukan hidupku
memiliki hatimu adalah hal terindah
dalam rasaku...

tentang



ini bukan puisi
aku memintal dari 
sebuah kata

tentang ujung kota
tentang jiwa yang terlunta
tentang penghargaan hati
tentang penetapan raga
tentang persembunyian 
tentang yang terbuka
tentang rahasia
tentang cinta

kukatakan pada pemilik hati
sebenarnya...

pengakuan cinta



aku menghargai pelangi
aku menghargai dingin embun
yang menggigil
aku menghargai rintik
hujan membasahi tanah kering
aku menghargai purnama
kala malam bersemayam

aku menghargai kata
yang kusebut cinta

kehangatanku


biarkan daun-daun
menyembunyikan gaduh suara riuh
agar aku terlelap
dalam pelukan sang teduh....
anggap ia godaan sunyi 
dalam dinginnya hawa
k'rena desah nafas pelukmu
adalah kehangatanku...

mengintip malam














kala mengeja pada tutur sapa

halus semburat warna rasa
yang seumpama senyawa mimpi
sandarkan pada sudut sanubari

untuk permohonan yang terbit dari ucapnya
untuk do'a malam
untuk tirakat ketenangan
pada tahajud menghapus peluh ketidaksabaran
berkahi naungi setiap rasa
yang sesungguhnya

kamu


yang telah melukis sebuah kenangan
membawa sejuta kenangan,berjuta impian
terbawa angin latan ke seberang
untukmu
aku belajar tentang cinta
menghargai kasih
dalam pelukan damai
keabadian berjumpa kembali


Kamis, 10 Mei 2012

maret kisah separuh perjalanan indahku



2332012

Kita itu menjadi belahan yang tak terpisahkan, kau ingat ...suatu hari di terik nya siang kotak panjang bermuatan membawaku menemuimu..disebuah tempat. Menunggu, di antara keramaian, ada beberapa pengorbanan yang telah terlantarkan demi untuk sebuah pertemuan. 

Tak perduli berapa pasang mata menyelidik, dengan beribu keingin tahuan, siapa?? kenapa tangan itu tak lepas dari genggaman, saling umbar senyum malu, manis..
hingga di separuh waktu yang tersisa, lelah dan terhempas raga, jatuh dalam sebuah peristiwa. Ada janji, haru dan tatapan mata bahagia, ekspresi indah yang terlukiskan, membawa melayang, terbang seolah mendapat tumbuh sayap baru..

Berlarut, menjadikan cerita yang enggan hilang, juga sirna...kisah separuh perjalanan indah, dari sepertiga rindu.
Sampai senja membawa dalam hening, kembali menghantarkan ke dalam peraduan malam, sampai genggaman tangan engan terlepaskan, hingga malam kian membawa raga menghilang terbawa sebuah kebenaran hati sesungguhnya...

Terima kasih sayang...kau beri separuh perjalanan indah, menjadikan peristiwa indah yang tak akan pernah  terlupakan.

Rabu, 09 Mei 2012

kenikmatan rasa


tentang kamu
adalah bingkisan hujan 
yaitu pelangi yang pijar
dalam perjalanan hati
mewarnai batin

tentang kamu
jejak dari tapak rindu 
yang masih mengaduk
rasa, mengkristal
jadi kisah ikhlas
yang tak terbatas

tentang kamu
harmoni dari senandung lagu
uraian kata dari banyak ribuan kalimat
membuat aku ingin menulis sebait puisi

dan alampun berseri,
bertegur sapa bercengkerama berkata,
biarkan jemari mu
menari menggenggam pena 
dengan kenikmatan sebuah rasa

Selasa, 08 Mei 2012

mengendap asa...



memaksaku menitip salam rindu
pada sang silirnya sang bayu,
melingkar sang lunar,
juga matahari kala terbit
mengintip esok pagi,
lewat deretan embun yang berkilau
dalam cahaya surya pagi...
inginku menatap lekat 
seraut wajah itu kembali
dengan sinar keajaibanNya menghangatkan

dalam pedalaman jiwa
kau dan aku
saling menemukan 
tidak untuk siapa
bukan untuk apa
karena kita bahagia dalam sepi
bahasa kita adalah bahasa hati

jutaan tanya  berada dalam alam pikir
bisakah kita menukar kata
dengan tumpukan cerita dan kisah yang sama
lalu,
mengubur pada dalamnya jiwa
menjadikan ruang indah di separuh sanubari
hanya ada sebagian
nafas ...
kusatukan nafasku dan nafasmu
kutampung kisahku
di sepertiga ku

terpesona

dan
terpesona pada kata yang disembunyikannya
saling berbagi mengulas kisah di balik kalimatnya....

kubiarkan cinta pada tempatnya



kerinduan mengendap kisi hati,
cinta menyala menetap tak diketaui
atas nama cinta
biarkanlah tetap di tempatnya


Senin, 07 Mei 2012

R. I. N. D. U





mencumbu bayang

yang diam menyelinap
di sudut malam

mencium harum
nafas luruh
jatuh di ujung rambut

dingin
menggetarkan kalbu
membekukan ...

dan aku terjaga

kau ada,
tersenyum dan tertawa
ku tau itu kau,
tak ragu
berbagi mengumbar canda

kuhabiskan sisa malam
lewat cerita imaji
dalam bayang mimpi
pada panggilan jiwa...

tak berada
namun ada...

bapak


lelaki yang menyimpan risalah hatinya
rapi...
lelaki yang diam dengan wujud yang 
tersembunyi
sesekali mencoba untuk mencurahkan
segenap rasa pada isi jiwa, 
melihatnya..
aku hanya mampu tersenyum
dan bersyukur ..
mengenalnya seperti melihat 
cermin disebelahan jiwa

tulus dan kemurnian cinta
dia berpulang dengan bimbingan 
sabda dan FirmanNya..
pada DIA yang menemukan
ketenangan...

Rinduku menjadi begitu sempurna
saat kau tak ada di sisiku

menulis sebuah sajak untuk bapak, saat aku benar2 merindukannya....