memaksaku menitip salam rindu
pada sang silirnya sang bayu,
melingkar sang lunar,
juga matahari kala terbit
mengintip esok pagi,
lewat deretan embun yang berkilau
dalam cahaya surya pagi...
inginku menatap lekat
seraut wajah itu kembali
dengan sinar keajaibanNya menghangatkan
dalam pedalaman jiwa
kau dan aku
saling menemukan
tidak untuk siapa
bukan untuk apa
karena kita bahagia dalam sepi
bahasa kita adalah bahasa hati
jutaan tanya berada dalam alam pikir
bisakah kita menukar kata
dengan tumpukan cerita dan kisah yang sama
lalu,
mengubur pada dalamnya jiwa
menjadikan ruang indah di separuh sanubari
hanya ada sebagian
nafas ...
kusatukan nafasku dan nafasmu
kutampung kisahku
di sepertiga ku
Tidak ada komentar:
Posting Komentar