Selasa, 14 April 2015

BIG HUG



Bukankah kita berjanji
untuk bertemu,
tak sekedar bertegur,
mungkin berjabat tangan,
sedikit bergenggaman
lalu, saling peluk

erat
sedikit longgar
memeluk kuar
hangat

membiarkan rasa mengulum kuat
melepas rindu yang tertunda

...

aku menyerap aroma
setiap centi baumu...


*)....

Bukankah kita telah berjanji untuk jumpa kembali, di sini.

Untuk bertemu, bertegur, mungkin saling pegang tangan,
lalu menggenggam dan saling peluk.

Erat, hangat, kuat,
dan membiarkan rindu yang tertunda ikut terlumat.

Dan aku akan menyerap setiap baumu yang merebak,
setiap aromamu yang menyengat. - See more at: http://elfindataufik.blogspot.com/search?updated-max=2013-03-24T16:48:00%2B07:00&max-results=11&start=11&by-date=false#sthash.slutDMnm.dpuf

SAYA


Saya,
hanya perempuan yang duduk bergeming
di depan layar 17 inc
bertahan 8 jam duduk menatapnya
sebotol air mineral
musik dan senyum para teman

saya,
hanya perempuan ketika senja dengan waktu yang ditentukan
gigih menatap jam tangan yang hampir 2 tahun setia melingkar di pergelangan kanan
(seperti pacar mau nyebrang)

saya,
...
..
BUK!
"Ni, kerjaan jangan nglamun mulu!" kata teman
nyodorin amplop coklat.

PROSA KECIL

hmm...
aku bersama matahari disini
rasanya seperti 17 tahun yang lalu
warna pucatnya masih senada dengan kenangan yang bertanda tanya

romantis...
tiba-tiba aku ingin menulisnya
menyempatkan memainkan imajiku melukis paras
meskipun ini bukan perpustakaan
atau tempat landscape untuk menuangkan coretan

..
bukan Di,
bukan An,

aku hanya menikmati sisi indah
dari sisa matahari
aku hanya ingin mencoba menulis prosa kecil
ada buku tebalku
aku ingin hari ini menjadi sebuah analogi yang pas

"tring.."
suara lembut ponselku menyadarkan semuku

"senyummu"

Kamis, 02 April 2015

SURATKU, HUJAN


hujan yang baik,
seperti air mata lelakiku
aku menggali sedikit tentang matanya
...
menunggu, sederhanaku
menanti, jarakku

"sampai bertemu kembali, di lain waktu."

seperti hujan menghentikan percakapanku
percakapan aku dan lelakiku

ada yang berpendar diatas langit
warna putih terlalu pucat untuk kuutarakan
seperti surat cinta
atau seperti doa yang akan mengalir bersama gerimis itu itu'

"baik, temui aku lagi setelah hujan.."

lelakiku menengadah
mengatur kalimatnya

pada cinta dan segala titahnya
meski hujan masih sama
aku sepi yang serupa : dia

KAU : PENGAKUAN



kau hembus yang melebur
didekat senja
tumbuh bersejarah
helai, lembar, bahkan menjadi detik
adalah cerita

aku menyangga air mata untuk tak jatuh
aku memapah dan mengumandangkan syair untuk nya
teriak keras
dan bungkam

kau siap
dan aku satu-satunya luka yang indah
saat itu
bahkan menjadi pengingat
yang semakin melambung
melampaui putihnya awan
yang lebih indah dari bulan
lebih kekal dari bintang

kau : pengakuan
aku : tanpa malu mengakuinya