Dan bila,
Telah ada dalam tubuhku
Cipta dari rusuk keabadian
Aku tahu, pertemuan itu sebuah persinggahan sementara
Yang lambat merapuh, lunglai kemudian jatuh terhuyung
Sampai memfana di jalan waktu
Kemarin aku menjadi perempuan penunggu satu musim yang tak lelah menumpahkan gerimis
bahkan kemarin aku juga menjadi separoh dari pelangi yang bermisteri
"Lalu apa kau masih mencintainya?" seorang pria bertanya
Aku menyebutmu buku, lembaran dari sebuah catatan sunyi
Aku menyebutmu airmata yang tumpah dari sedu sedan sesal
Dan
Aku menyebutmu masa lalu
Kemudian pria bertanya itu, memegang tangan perempuan itu
mengajaknya menghitung terbit matahari
"Hiduplah bersamaku" ujarnya.
Telah ada dalam tubuhku
Cipta dari rusuk keabadian
Aku tahu, pertemuan itu sebuah persinggahan sementara
Yang lambat merapuh, lunglai kemudian jatuh terhuyung
Sampai memfana di jalan waktu
Kemarin aku menjadi perempuan penunggu satu musim yang tak lelah menumpahkan gerimis
bahkan kemarin aku juga menjadi separoh dari pelangi yang bermisteri
"Lalu apa kau masih mencintainya?" seorang pria bertanya
Aku menyebutmu buku, lembaran dari sebuah catatan sunyi
Aku menyebutmu airmata yang tumpah dari sedu sedan sesal
Dan
Aku menyebutmu masa lalu
Kemudian pria bertanya itu, memegang tangan perempuan itu
mengajaknya menghitung terbit matahari
"Hiduplah bersamaku" ujarnya.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar