Jangan, sekali lagi jangan...
Sebagaimana malam disana,
adalah tempat kita pernah bercengkerama
ketika tiap orang sudah berkanjang pada ruangnya masing-masing
kita seperti perjalanan siang yang gaduh
Rak kecil tempat biasa aku menyimpan buku masih terbuka
Seperti ada yang masih membuka dengan tulus kisah yang kita sembunyikan
Dimana tiap huruf adalah hati.
Sepi, gelap perlahan menulungsup pada langkah kita yang diam,
lalu...melontarkan kita untuk tetap tinggal di peraduan
Jangan sekali lagi jangan.
Bukankah airmata ini adalah ramuan, yang membuat cinta kusimpan baik-baik
meski sudut hati selayu luka.
Jangan, jangan biarkan ini tumpah...
kau tau artinya,....ahh, aku yakin kau memahaminya
suatu ketika nanti butiran ini terlalu lelah menampakkan diri,
maka aku akan pergi.
Sebagaimana malam disana,
adalah tempat kita pernah bercengkerama
ketika tiap orang sudah berkanjang pada ruangnya masing-masing
kita seperti perjalanan siang yang gaduh
Rak kecil tempat biasa aku menyimpan buku masih terbuka
Seperti ada yang masih membuka dengan tulus kisah yang kita sembunyikan
Dimana tiap huruf adalah hati.
Sepi, gelap perlahan menulungsup pada langkah kita yang diam,
lalu...melontarkan kita untuk tetap tinggal di peraduan
Jangan sekali lagi jangan.
Bukankah airmata ini adalah ramuan, yang membuat cinta kusimpan baik-baik
meski sudut hati selayu luka.
Jangan, jangan biarkan ini tumpah...
kau tau artinya,....ahh, aku yakin kau memahaminya
suatu ketika nanti butiran ini terlalu lelah menampakkan diri,
maka aku akan pergi.
Iya bunda, jangan lagi ya.. Jangan. Hehehe..
BalasHapushahaha...kamu lagi lagi...kamu
Hapus