Jumat, 23 Oktober 2015

RINDU ITU LELAH MATAMU

Sungguh yang kuubah hanya tulisanku,
Cuma beberapa kalimat rindu yang masih utuh dan yang lain kubiarkan terbengkalai
Aku tak akan bertanya apa-apa, meskipun pada pertemuan yang mengatas namakan mataku
Seperti getah pada pohon karet, ini tak akan habis sayang..
meski ribuan sayat teroreh
Seperti hujan sebuah tangis, ini masih tak bisa habis
"BUKAN kah begitu?"
Sungguh yang kutau,
Kepergian ternyata seperti oase gersang
Tanpa ruang nafas hanya untuk berhembus
Tak ada tempat untuk senyawa
Satu hal,
Aku ingin menjadimu, mencarimu
Meski SUNYI lebih lama dari pada "aku"
***
Jika bertanya siapa yang mampu berjalan seorang diri menembus impian-impiannya tanpa luka
Jawab saja, itu hanya mistis lamunan yang tertuang di dalam sebuah buku, di bubuhi sedikit puisi agar kau percaya

Katakan juga, para pengembara hanya piawai mengemas kerinduan lalu menyimpannya pada bagian sisi kesepian malam. Bukan menenggelamkan rasa yang terus tumbuh meski ia tak ingin terlalu percaya bahwa:
"Pertemuan ada di mataku"
.
Jika bertanya siapa yang mampu berjalan sendiri menemui kekasihnya di hati
Jawab saja
"Itu aku"

.

1 komentar: