Di stasiun sudut kota
kau menguapkan ikrar diatas abu-abu
menjadi butiran debu
dari sudut langit yang hitam
helai air mataku lepas
jatuh bercecer diatas jalan-jalan basah
Di stasiun itu
kau keluar bersama aroma tubuhmu yang hujan
menyimpan rahasia roman
"Sstt...!" bisikmu sesyahdu bayu
tidakkah aku hanya sebuah rindu yang tak terbaca
dari lengkung maya matamu?
jatuh aku ditepian sunyi
secepat lengang stasiun itu
sebelum hela nafas hilang
tak berpesan..juga tanpa ciuman.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar