Sepersekian detik, kumpulan kunang beranjak pergi. Mereka seperti gugusan bintang di langit malam. Aku hanya menatap, seperti halnya bersembunyi di sutra ungu.Sepersekian detik, telah kupersembahkan untukmu dawai-dawai aksaraku, saduran sederhana dari bilik jiwa. aku tak kan menuliskan puisi pedih, yang hanya menguras derai hujan.Sepersekian detik, kau tak sendiri. Begitupun aku. Aku hanya sejenak ingin beranjak, namun aku masih setia dengan menempatkan jejak yang terlukis disinggasana hati.
Kau lihat hamparan lautan, pernahkah kau relakan gelombang saat menyeret bebatuan karang? pernah kau merelakan buihnya hilang diserap pasir pantai? pernah pulakah kau menatap layar hilang dari dermaga penantian?
****
Dan ini untukmu...
Pada sepersekian detik untuk kesempatan yang kau isyaratkan,Untuk kau jaga lentera saat malam
Pada sepersekian detik untuk pagi dan senyum saat mata memandangUntuk harapan yang pernah kau pinjamkan
---------------------- yang terakhir,
Kau bukanlah tempat untuk merebahkan raga namun hatimulah petunjuk untuk menyematkan cinta.
anda penulis yang hebat...
BalasHapusmakasih :)
HapusSandaran jiwa, ikatan kasih sayang tiada pantai.
BalasHapusterima kasih :)
Hapusterima kasih :)
Hapus