suatu hari yang kuberi nama ketika. aku pernah sekali mengeja keharuman yang dituai hujan. lumerkan tanah dan padatkan bebatuan.
saat ketika kita sama-sama tenggelam pada satu ingatan, pada satu mimpi yang belum tercapai.
penyatuan. kita berdua pasrah pada semesta, pada sebuah garis horinsontal pemikiran,
tentang yang sejujurnya dan seharusnya, menjadikan yang akan terus kita ingat menjadi awal kerinduan.
aku terlalu mencintai, engkau pun juga mencintai
sejenak kita melupakan batas-batas persembunyian, melesapkan wewangian hasrat pada sekuntum kemuning, hanya semata agar menjelma menjadi helai helai rapi tulang dedaunan, dan menguntum menjadi buah dalam putik kelopak bunga.
aku dipaksa keheningan untuk diam memahami kita,
dan akhirnya kekallah cinta kita dalam separoh perjalanan terlalui.
masih ingatkah engkau saat engkau mengatakan :
"tenanglah tenangkanlah, hening ku ada dalam pelukanmu
dan heningmu membawa kedalam keabadian hati.
masih ingatkah engkau saat itu aku mengatakan :
"selalu saja kegelisahan itu makna dalam dalam tiap malamku
dan tak satupun kalimat kerinduan kujadikan lantunan puisi diam"
dan engkau...bisa membacanya akupun demikian.
"Yach, cinta kita adalah dikemudian hari"
saat ketika kita sama-sama tenggelam pada satu ingatan, pada satu mimpi yang belum tercapai.
penyatuan. kita berdua pasrah pada semesta, pada sebuah garis horinsontal pemikiran,
tentang yang sejujurnya dan seharusnya, menjadikan yang akan terus kita ingat menjadi awal kerinduan.
aku terlalu mencintai, engkau pun juga mencintai
sejenak kita melupakan batas-batas persembunyian, melesapkan wewangian hasrat pada sekuntum kemuning, hanya semata agar menjelma menjadi helai helai rapi tulang dedaunan, dan menguntum menjadi buah dalam putik kelopak bunga.
aku dipaksa keheningan untuk diam memahami kita,
dan akhirnya kekallah cinta kita dalam separoh perjalanan terlalui.
masih ingatkah engkau saat engkau mengatakan :
"tenanglah tenangkanlah, hening ku ada dalam pelukanmu
dan heningmu membawa kedalam keabadian hati.
masih ingatkah engkau saat itu aku mengatakan :
"selalu saja kegelisahan itu makna dalam dalam tiap malamku
dan tak satupun kalimat kerinduan kujadikan lantunan puisi diam"
dan engkau...bisa membacanya akupun demikian.
"Yach, cinta kita adalah dikemudian hari"