seperti mimpi, aku telah kehilangan satu sisi
dari bentuk pemahaman arti sebuah pengorbanan
yang menyentuh dinding tempat kalbuku berlabuh
kau kembali seperti menghafalkan aksara yang sama
berulang-dan berulang, bukan pinta dan bukan tanya
hanya kalimat-kalimat yang sama dari ego yang sama pula.
dan ketika punggung kita saling beradu,
kemudian hilang tanpa berhadapan
kau mengucap...,
"cinta berlarian mengejar kita pada arah yang berbeda"
aku pun menjawab...,
maaf aku hanya tak mengerti tentang perjumpaan
jika akhirnya ia hanya menitipkan luka yang terendam
lalu melarut diperedaran perasaan, dan yakinlah ketidak mungkinan kita akan
berwujud pada satu bahasa yaitu keihlasan"
takdir memburu kita, dan dia tak cemburu
dari bentuk pemahaman arti sebuah pengorbanan
yang menyentuh dinding tempat kalbuku berlabuh
kau kembali seperti menghafalkan aksara yang sama
berulang-dan berulang, bukan pinta dan bukan tanya
hanya kalimat-kalimat yang sama dari ego yang sama pula.
dan ketika punggung kita saling beradu,
kemudian hilang tanpa berhadapan
kau mengucap...,
"cinta berlarian mengejar kita pada arah yang berbeda"
aku pun menjawab...,
maaf aku hanya tak mengerti tentang perjumpaan
jika akhirnya ia hanya menitipkan luka yang terendam
lalu melarut diperedaran perasaan, dan yakinlah ketidak mungkinan kita akan
berwujud pada satu bahasa yaitu keihlasan"
takdir memburu kita, dan dia tak cemburu
Tidak ada komentar:
Posting Komentar