Senin, 30 September 2013

PEREMPUAN BERMAHKOTA AWAN

Tak ada pelangi, hujan pun tak mampu menggerimisi
Langit tampak suram, sesuram kenangan yang pernah dipeluknya
Lelaki itu membawa kepercayaanku untuk diletakkan diujung karang
Biarkan saja gelombang pasang menenggelamkan
Biarkan asin air laut mengkristalkan

Aku membawa kepercayaan perempuan bermahkota awan
Penggiring kupu kupu untuk singgah dan terbang rendah di gemulai kembang
Dia menyihirku,
Menjadikanku candu atas tiap kerling matamu

Pertanyaanku,
Adakah aku salah memegangnya
Serupa gerimis bening matanya
Deras mendentum jantung lelaki sepertiku
Adakah salah dia keajaibanku?

Jawab aku...

Tidak ada komentar:

Posting Komentar