aku pulang sayang,
aku membawa garis gerimis yang kau tinggalkan
mungkin kau telah melupakan
dan kita pernah mengukirnya diatas warna pelangi
sayang,
kereta terakhirmu tak pernah kujumpai
barisan gerbong menjadi besi tua yang berkarat sekarang
dan kau lihat jejak berdiriku disana tertimbun daun-daun kering
sayang,
kita menjadi dua terasing yang kehilangan angan
kemana rindumu,
dimana sedihku
ah...
semua menjadi berbata
seperti isak yang sudah habis terkikis hujan berkepanjangan
sayang, kita pulang
dipersinggahan masing-masing
jangan pandang stasiun itu
karena kita tak pernah kesitu.
aku membawa garis gerimis yang kau tinggalkan
mungkin kau telah melupakan
dan kita pernah mengukirnya diatas warna pelangi
sayang,
kereta terakhirmu tak pernah kujumpai
barisan gerbong menjadi besi tua yang berkarat sekarang
dan kau lihat jejak berdiriku disana tertimbun daun-daun kering
sayang,
kita menjadi dua terasing yang kehilangan angan
kemana rindumu,
dimana sedihku
ah...
semua menjadi berbata
seperti isak yang sudah habis terkikis hujan berkepanjangan
sayang, kita pulang
dipersinggahan masing-masing
jangan pandang stasiun itu
karena kita tak pernah kesitu.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar