aku letih
kedua tangan ini tak lagi sekuat kemarin
kemarin kau tumbuh berbenih dan subur disini
direlungku
kini..
kau menjadi kemarau yang merangas
bahasamu tak lagi kupahami
perih
sepi atau kah senyunyi mimpi
matamu bukan lagi puisi
seperti gelombang angin yang sengaja mengacau
ahhh...
mungkin ini hanya musim hilang
dan aku kehilangan aroma tubuhmu
aku kehilangan luka itu
aku habis pada mata yang berair
simbah ...
Di..
bagi kembali isyarat itu
Tidak ada komentar:
Posting Komentar