istirahatlah...
ketika gerimis penuhi wajah
kala dingin mengilukan tulang
juga gejolak kisah tenggelamkan purnama
sang perempuan menantimu setia
terpaku pada sketsa lensa mata
saat pertemuan senja memenuhi cakrawala
diam...berkemas tinggalkan lintas bayangan
dan rinai gerimis undang gelapnya malam
menghitung ribuan bintang sendiri
seperti menanti musim tak berganti
hilangkan jejak yang terselip di ujung waktu
...
dan diamku sekali lagi
menunggui malam berubah warna kembali
kau mungkin tak mengenal apalagi mengira
bahwa aku sang pendamba bulu perindu
penyimpan cinta tak bersyarat
memekarkan kuntum-kuntum bunga bermekaran
ditaman jutaan hati...
dan...
saat mengukir namaku di sudut sepimu
ingatkan kau pada catatan senja
yang terselip rapi di berkas kertas dan pena
memandang jelas punggung yang hilang
bersama munculnya senja kembali
namun tak tertinggal senyum pada
pijar indah matamu
Tidak ada komentar:
Posting Komentar