kusebut sebuah nama "dia"
ketika senyum merekah
seperti anggukan kepala
pada mekarnya kuncup-kuncup rose
aku menyebutmu "engkau"
menjalin untaian rasa
dengan doa, dikuntum-kuntum
semerbaknya cinta
aku masih merajut sebuah benang merah yang tersulur
dari pintalan sayap kupu-kupu, di bawah cahaya
di bawah terangnya purnama
dan itu kamu.
tentangmu pernah menjadi satu-satunya
kupu-kupu di atas nama kupu-kupu bersayap sendu
dan engkau masih seutas asa, dalam rajutan cerita
kini, jauh dari segala kerinduan
esok dan kemarin
engkau masih bersayap kupu-kupu
selama waktu berjalan
selama akhir masih kunantikan
terbang dan hinggaplah
tersematlah sekuntum bunga yang tak layu
bahkan gugur pada kalimat berbicara
siapa yang sanggup menyentuhmu
selain dia yang tak ingin terlupa
saat musim mengganti sayap kupu-kupu
yang tak pernah kupunya
dan aku rose yang masih menggenggamnya
separuh nafasku mengembara
pada sejarah dua cerita
rose dan kupu-kupu bermetafora
ketika senyum merekah
seperti anggukan kepala
pada mekarnya kuncup-kuncup rose
aku menyebutmu "engkau"
menjalin untaian rasa
dengan doa, dikuntum-kuntum
semerbaknya cinta
aku masih merajut sebuah benang merah yang tersulur
dari pintalan sayap kupu-kupu, di bawah cahaya
di bawah terangnya purnama
dan itu kamu.
tentangmu pernah menjadi satu-satunya
kupu-kupu di atas nama kupu-kupu bersayap sendu
dan engkau masih seutas asa, dalam rajutan cerita
kini, jauh dari segala kerinduan
esok dan kemarin
engkau masih bersayap kupu-kupu
selama waktu berjalan
selama akhir masih kunantikan
terbang dan hinggaplah
tersematlah sekuntum bunga yang tak layu
bahkan gugur pada kalimat berbicara
siapa yang sanggup menyentuhmu
selain dia yang tak ingin terlupa
saat musim mengganti sayap kupu-kupu
yang tak pernah kupunya
dan aku rose yang masih menggenggamnya
separuh nafasku mengembara
pada sejarah dua cerita
rose dan kupu-kupu bermetafora