aku tak sanggup mengartikan air mataku di embun pagi,
rasanya tak pantas.
aku tak sanggup mengartikan suara-suara sunyi
yang samar terdengar di setiap perjalanan
masih ku ingat, saat dia diam tanpa jawaban
sedang aku setia menanti kalimat-kalimatmu
debur, dalam riak gelombang lautan itu hatiku
merekah, semerbak itu adalah jiwaku
tentangmu adalah samudra,
begitu sulit mencapai dermaga
dari tiap kayuh aku senandungkan buraian kecil
senandung manis yang kucipta
tentangmu adalah pesisir
dengan sepasang camar terbang riuh rendah
bernyanyi menari menanti senja
kau lihat, betapa kepak sayap camar memawanya pulang..
izinkan deru berbisik di telinga,
di bilik harapan yang tersekat
aku datang membawa kabar
mimpi sederhana yang kutawarkan
kita bisa mewujudkan...
temaram, denganmu semoga kau memahami
biar nanti kutafsirkan lukisan semesta
bagaimana aku masih setia...
* tanpa memberi jawaban,
senja menggambar nyanyian camar menuju ke tempat tujuan.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar