kau ingat puisi yang pernah kita agungkan
pada derasnya hujan disenja itu
sebelum kita pamit untuk meninggalkan keteduhan
kemudian menyertainya menjadi doa pengabulan
"akhirnya kita sering menangis kan.." katamu berujar sembilu
bukankah akhirnya kesedihan ini akan membawa kita kenikmat doa-Nya.
sikapmu tenang seiring dengan menghadapi luka dengan caranya
setiap kali aku menyapa luka, kau beri setenang jawaban di atas luka
seperti angin menyentuhku, merangsek pada lubang poriku
Kau tau?
aku begitu ingin memahami makna yang terkadung pada bait puisimu terakhir kali
ketika sebelum tangan itu terulur melambai
pada derasnya hujan disenja itu
sebelum kita pamit untuk meninggalkan keteduhan
kemudian menyertainya menjadi doa pengabulan
"akhirnya kita sering menangis kan.." katamu berujar sembilu
bukankah akhirnya kesedihan ini akan membawa kita kenikmat doa-Nya.
sikapmu tenang seiring dengan menghadapi luka dengan caranya
setiap kali aku menyapa luka, kau beri setenang jawaban di atas luka
seperti angin menyentuhku, merangsek pada lubang poriku
Kau tau?
aku begitu ingin memahami makna yang terkadung pada bait puisimu terakhir kali
ketika sebelum tangan itu terulur melambai
Tidak ada komentar:
Posting Komentar