Selasa, 10 Maret 2015

CARAKU MENYAPAMU

selamat pagi...

hei
aku menyapamu
entah, pagi ini aku ingin romantis
membuka jendela, berdiri menatap bulan yang sebentar lagi pamit
pena, gelas kopi sisa semalam dan selembar kertas bergambar kita tergeletak begitu saja dimeja

semalam aku mengingatmu,
mengeja kembali jarak pertemuan
menulis bagian-bagian yang aku suka

tentu aku yakin disela waktu yang kau bawa
ada sekeranjang kenangan yang akan kau ingat

hei..
kita masih adam dan hawa kan?
itu yang kerap menjadi pertanyaanku
ketika matahari tergelincir menuju fajar
kemudian menyerahkan semua pertanyaan
pada kerinduan dari tempuhan semalam

seperti inilah, kita sama-sama meringkuk terseok menjalani rindu
sementara membiarkan semesta begitu pasrah pada musim
serupa angin dingin
kita tak pernah diam sesungguhnya
menanti geliatnya fajar
menanti tetes hujan mengendap menjadi butir embun

bias kaca jendela
tertulis sebuah nama
kemudian aku menghapusnya
ah..bukan, ini karena hujan begitu deras
kita terlalu bersajak,
terlalu berpuisi
kita terlalu sempurna untuk kisah pagi

rentangkan jarak dua jiwa
pada pupus suatu perpisahan
berkali-kali lepas
berkali-kali asa

sepi memilah diam
saling mencengkram
saling menggegam

tuan,
begitulah aku mengingatmu
pada puisi
tapi bukan ucap
karena yang kau pahami
aku bukan perempuan banyak bicara

dan kupaksa kau tersenyum,
ya...aku hanya perempuan dan kata-kata

Tidak ada komentar:

Posting Komentar