ini bukan tentang musim puisi yang hampir mengering
tapi ini tentang gerimis yang dilahirkan dari rahim langit.
tatkala suaranya menelisik jemari
segaris celah rindu bersembunyi
...
ini pena yang berujung tinta,
mengikat erat pada jemari lentik "dia"
kemarin "dia" menuntaskannya
melanjutkan sisa puisi yang tak jadi
ada yang bungkam, ada yang tak mau diam
kau tau dimana? yup!! digejolak hati
gugusan bintang menyemai
meski gelap belumlah datang
"dia" mendengar penggalan suara
tak berempunya...dia siapa? untuk apa?
seperti sutra yang terpintal dari sari jerami
tak ayal terjadi..
berulang penggalan suara teringang
dan menjelma menjadi rangkuman aksara
"dia" menangis..
"dia" berteriak..
mengapa kau gagu, mengapa kau bisu
puisi itu tak pernah jadi
tak pernah...
"dia", perumpuan anonim yang mencintaimu
Tidak ada komentar:
Posting Komentar