Ini, kisah dibalik aku dan ibu. ini persembahanku untuk dia : IBU
Dulu aku berdiri disebuah cermin
dalam kamarku.
dengan rambut terikat, berdiri lekat
menatap dengan jalang, mencari-cari liar.
kuraba wajahku yang masih lembut, tak tumbuh guratan-guratan
kuraba jemari dan tangan dengan balutan kulit yang kencang
dan kedua kaki yang panjang.
"lihat ibu, aku tak cacat. aku punya dua kaki, 2 tangan?" kataku sambil meraba2 kaki dan tanganku
"apa aku buruk, sampai aku tak pantas berdiri di depan sini?" tanyaku kembali pada cermin yang bisu
itulah, egoismeku
sampai tentang suatu malam, perbincangan dari dia dan orang-orang tersayang.
mengatakan ini takdirmu, aku telah membicarakan pada Tuhan. dan DIA merestuinya.
aku tak bisa berbicara denganmu, kau hanya mengatakan apa yang nyata. namun
aku tak bisa melihat dibaliknya.
kini, waktu telah bergulir. dan aku kembali menatap sebuah cermin
Didepan cermin disudut pintu kamar, kubiarkan mataku menjelajah liar. Meraba gurat-gurat halus yang terlihat disudut mata, menghitung jumlah lipatan diarea perut.
Kulebarkan sedikit ujung bibir hingga tersungging senyum yang kuumbar. Realitanya aku sama, masih sama
tak ada perubahan. Ku kembalikan sudutpandang keposisi semula. Itu menurutku.
tapi aku berbeda, sejak rahimku mulai berbicara dan janinku membentuk raga.
perbincanganmu pada Tuhan, makna dibalik restumu...adalah do'a. ibu.
***
kau sejelma puisi cinta
yang bukan syahdu merayu
bukan penggal-penggal syair gombal
kau adalah syair
yang tumbuh dari putik kenanga
bunga terharum di semua semesta
sampai
rangkai aksara tak bisa menembusnya
kau tema yang tak bisa diungkapkan
hanya dengan airmata bernama cinta dan do'a
untuknya...
bahwa kita ingin pulang
kembali ketempat semula surgamu
Tidak ada komentar:
Posting Komentar