puan..
menetes lagi
sebutir sulaman dari kelopak mata terjatuhkan,
menatapnya,
memangku setiap kalimat yang digoreskannya
menunduk,
berkali-kali aksara itu tumpah di pangkuannya,
dia tertunduk lemah.
untuk kesekian kalinya, aku tak mampu mengeja
maknanya...
seperti hilang pudar, terbawa warna langit yang pudar
oleh kedatangan senja.
untuk kembali kesekian kalinya..puan berkata
"janjimu pada sang maha, kan kubimbing kau
saat mengeja puisiku, kita remah bersama resah dalam kegamangan"
"aku ingin mencintaimu seperti aku yang menciptakan rasa itu,
aku enggan bersembunyi dipadang ilalang kemudian merangas dan terbakar sendiri"
kau berdiri,
menjamah pandangan, menelusur setiap lekuk senyuman dan berkata....
"kita ada babak dalam ruang keinginan yang mendalam,
kita adalah percintaan dari sebuah cinta sepasang manusia
yang hanya bermain dari nafas dan meniupkan kembali sebuah makna cinta.
kita adalah sepasang ketakutan yang enggan berhenti untuk saling memahami.
kita adalah sebuah pena dan tinta yang tak lelah menggoreskan sebuah kisah dari sebuah puisi hati"
sayup-sayup puan berkata,
"kita adalah kemasan dari jejak mereka yang meninggalkan"
Tidak ada komentar:
Posting Komentar