dan ini seperti jalan beraspal yang basah, aku berdiri diam dengan balutan kain hitam
dan kau berdiri berlari memutih.
ini adalah isyarat,
sepasang malaikat sekarat, terkulai lemah tanpa sayap dan yang satunya menenangkan diri diujung cakrawala menghitam...dia kelelahan
selembar prosa tak bertuliskan nama, terjatuh dari angkasa. menjuntai, terombang-ambing disebuah dahan rapuh. dari mana dia? kenapa begitu tiba-tiba?
dua tanya menghujani ku, silih berganti tapi masih tak tertemui jawaban yang pasti.
diluar hujan..
sejak abjad pertama dari sebuah prosa kubacakan. angin merintih, rintikpun menitih..
ini seperti sebuah airmata. ada kisah tawa yang mengatasnamakan cinta dan sesal.
malaikat itu adalah sebelah hati, dia berkata "akulah jiwa hitam yang kelelahan mengikutimu, dan aku jiwa putihmu yang berjuang menuntun melawan kelelahan"
aku tersenyum, prosa ini adalah lembar catatanku sendiri, dimana aku berdiri dan berpijak mencari keberadaan hakiki.
aku merengkuh tubuhku sendiri ... ternyata aku tak bersayap.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar