nanti kenangan itu akan merenggutmu,
menguras segalanya.
aku ingat pada hujan yang sama kita sua.
saling merangkai, saling memagut rasa.
rasa yang mengijinkan aku khilaf
rasa yang menyatakan.."hai bangunlah! ini nyata."
rasa yang tak diijinkan otakku berharap.
tapi seperti masih aku, dan kamu
kita tak pernah ingin begitu, meski mengusir rasanya tak mau
tiba-tiba dan tak terduga rasa itu tanpa permisi
mengorek hati, memberi garis pada puisi
ahh...
coba kau pahami, bukankah kita itu seperti
sepasang liliput, kerdil, lucu, ajaib.
ya..kita punya serbuk ajaib yang bisa menyulap
kata menjadi senandung jiwa
kita bersayap
ahhh...gak ya...xixixixi
riuh penat mengembalikanku
pada realita yang kupunya
saat nanti aku meninggalkanmu disana
di dunia yang tak terlihat
aku menemukanmu dekat,
menyimpanmu..niat
tanpa kutinggalkan sisa asa itu.
sedikitpun..sedikitpun
maka biarkan saja ini bertahan sampai sekarang
sebelum semua menjadi abu-abu,
menjadi dejavu
karena aku ingin menemuimu sebelum dejavu
abadilah.
Knapa aku tak diizinkan lg?! Hehehe.. :@
BalasHapussalam santun sahabatku saiful
HapusMantap banget nih puisi, sangat menyentuh.
BalasHapusmakasih banget sahabat...
HapusSalam kenal aja mbak, saya sangat suka sama puisinya.
BalasHapussalam kenal kembali...
Hapus