"berhentilah menangis".
kulirik jam dikamarku menunjukkan 03.12 WIB
kelopak mataku tak pernah terpejam, sedikitpu
justru ia lebih bekerja keras untuk mengerluarkan air mata.
tangis yang tak bisa kuhentikan
kemudian beberapa waktu berselang
pemakluman sang alam, melupakan
menenggelamkan isak
menyamarkan jeritan yang tak mampu kutahan...
kulirik kembali jam kamarku menunjukkan 06.00 WIB
tangisku sudah mereda, bersama hujan yang merenda
mengganti fajar, menjelma butir-butri embun yang bersahaja
tentang dia, tentang semua dengan jika dan seandainya
kemarin sabda alam melakukannya untukku, sebuah nama menganga
tergarami luka...
Tidak ada komentar:
Posting Komentar