Selasa, 09 Juli 2013

Dompetku Bolong

Beberapa hari ini, aku memasang wajah angker. Untuk menatapnya di depan cermin sendiri aku ketakutan. Sepertinya dua bola mataku langsung masuk menantang setiap apa yang ada di depan mata.
Hufftt....Kalender-kalender yang semulanya diam tak bergeming, ikut sontak masuk dan membuat jadwal sendiri.
Tertulis dengan spidol besar bulatan sengaja dilingkarkan....
pastilah jadwal yang sudah direncanakan matang-matang, hasilnya rogohan kantong mengeluarkan lembar-perlembar lagi isi dompet.

Gelagapan, mimpi serasa seperti telivisi 14 inc, tak berwarna pula. Sepertinya aku masuk ke sebuah layar beradiasi kuno, menulis tentang satu bulan terakhir. Tentang wajah murka yang selalu kusuguhkan,, tapi luntur juga oleh satu senyuman...hehehhee

Pergi ke sebuah bookstore terdekat, mata jalang melenggak lenggok. Kembali kurogoh dompet yang berukuran setengah 15 x 9 cm. ketebalan ...tidak memungkinkan...
Semuanya rangkap, dobel yach...karena memang harus dobel, bagaimana tidak ini demi kedua malaikat-malaikat yang ingin nyangklong perlengkapan baru.
Masih ingat naqila, yach...putri kecilku yang super centil itu bilang, "mama....tasnya harus warna cantik merah, kuning, biru. aku juga pingin boxpencil yang ada kacanya, bla bla bla...katanya sambil menekuk jemari jemari mungilnya.
Nah kalau malaikatku satunya dia iqbal, lelaki sederhana yang hanya bisa bilang, "aku sih, manut mama." sederhana kan juga nrimo ing pandum. hehehe...itu malah yang bikin pusing,
Sudah berapa kasir aku singgahi dan akhirnya kembali lipatan dompetku akhirnya terjamah juga dan bolong.


Tidak ada komentar:

Posting Komentar