aku syair-syair cinta yang rapuh
menyenandungkan gerimis
yang tersenyum sinis
dengan malaikat aku duduk bersanding
membawa resah dalam gegapku yang bisu
lihat...
aku masih berada disini
tak beranjak sedikitpun
tak bergeser
aku berkata pada cinta
wujudmu adalah kesucian yang sanggup kumaknai
yang tak mampu kubendung oleh riak hati
wujudmu adalah kesederhanaan yang lahir tak terperi
: aku terkunci sendiri
(tertunduk)
biarkan aku berkaca pada air mata,
yang jatuh tepat di atas tunas-tunas cinta.
biarlah aku tumbuh menjadi kantung-kantung kerinduan
pada jubah indah yang kelak kau kenakan
tak lagi tersisa
kepercayaan,
aku niscaya menjadi terhukum atas lingkaran yang mencipta.
kesadaran, kefanaan akan kekal seiring tahta agungnya bersemayam
kembali kedalam bejana keabadian
langit, aku dan kata-kata
menyenandungkan gerimis
yang tersenyum sinis
dengan malaikat aku duduk bersanding
membawa resah dalam gegapku yang bisu
lihat...
aku masih berada disini
tak beranjak sedikitpun
tak bergeser
aku berkata pada cinta
wujudmu adalah kesucian yang sanggup kumaknai
yang tak mampu kubendung oleh riak hati
wujudmu adalah kesederhanaan yang lahir tak terperi
: aku terkunci sendiri
(tertunduk)
biarkan aku berkaca pada air mata,
yang jatuh tepat di atas tunas-tunas cinta.
biarlah aku tumbuh menjadi kantung-kantung kerinduan
pada jubah indah yang kelak kau kenakan
tak lagi tersisa
kepercayaan,
aku niscaya menjadi terhukum atas lingkaran yang mencipta.
kesadaran, kefanaan akan kekal seiring tahta agungnya bersemayam
kembali kedalam bejana keabadian
langit, aku dan kata-kata
Tidak ada komentar:
Posting Komentar