Rabu, 11 April 2012

puisi cinta

malu...
tak mampu sembunyikan raut muka yang bersemu
kala tiba rindu yang menderu

rikuh...
pada bulan sang pujaan 
setianya bintang pada langit menghitam

kelu...
pada angin yang selalu
sampaikan pesan mendayu

pada badai atau kemarau panjang
enggan aku bertanya pada penunggu kalbu

upaya ku jadi tanah biarkan
pijakan jejak saat melangkah,

upaya ku jadi telaga biru
biarkan indah untuk kau selami

upaya ku pulau pasir
biarkan sang riang mendesir
kala kau kunjungi

biarkan pemanis pada kecap rasa
menghilangkan hampa,
usahlah perih luka tergantung
pada kuncup hati, menjadi beban
pada mahkota

nikmati ini...
seperti gravitas yang enggan pergi
seperti, pagi..
kala kupandang lukisan romansa pelangi
terlalu indah ...
begitu indah...
hingga menjadi bingkai hasrat hati
yang disebut cinta

Tidak ada komentar:

Posting Komentar