malu...
tak mampu sembunyikan raut muka yang bersemu
kala tiba rindu yang menderu
rikuh...
pada bulan sang pujaan
setianya bintang pada langit menghitam
kelu...
pada angin yang selalu
sampaikan pesan mendayu
pada badai atau kemarau panjang
enggan aku bertanya pada penunggu kalbu
upaya ku jadi tanah biarkan
pijakan jejak saat melangkah,
upaya ku jadi telaga biru
biarkan indah untuk kau selami
upaya ku pulau pasir
biarkan sang riang mendesir
kala kau kunjungi
biarkan pemanis pada kecap rasa
menghilangkan hampa,
usahlah perih luka tergantung
pada kuncup hati, menjadi beban
pada mahkota
nikmati ini...
seperti gravitas yang enggan pergi
seperti, pagi..
kala kupandang lukisan romansa pelangi
terlalu indah ...
begitu indah...
hingga menjadi bingkai hasrat hati
yang disebut cinta
Tidak ada komentar:
Posting Komentar