Jumat, 02 November 2012

MAAF AKU RINDUMU KEMBALI




telah kupintal untukmu
helai perhelai benang maafku
untuk kujadikan jubah kerinduanku

dulu yang tak terlihat
yang tak terbaca
bahkan yang tak bisa termakna
yang menjadi catatan lama
hunian agenda rapuh

kau ingat
bagaimana saat senja
kita menyanyikan syair-syair rindu
dan bersandar pada pilar-pilar keihklasan
ketika tanpa tangis tanpa luka
yang seolah senja matahari enggan membenamkan diri

kau ingat sepasang sajak
yang pernah kita buat, 
dan kau memberi kedua sayap diantaranya
sembari berkata,
"biarkan sajakku tak patah
kan kubiarkan dia terbang. 
tak akan jauh melangkah, dia akan berputar
dalam sebuah pusara, menemanimu.
menemani tiap senja, menemani disisi untuk menulis kembali"

dan aku hanya terdiam,
dengan rona yang tak bisa tergambarkan.
"yang aku tau, syair ku adalah telaga 
kecil yang bening yang mampu kita berkaca
tak ada riak, tak ada debu yang mengotori
dan dia tak akan gersang meski musim
telah mengerontangkan"

selain engkau, syairmu lah yang membawa
kisah pada catatan takdir-NYA

Tidak ada komentar:

Posting Komentar