Tak berujung, entah berapa lama. Jiwa ini terbang, saat sayap patahan menghentikan kepaknya. Ribuan detik waktu berdentang, memperdengakan alunan musik kerinduan, di tempat yang tak bertujuan. Kau tau kekasih hatiku...masihkah kau mengingat keteduhan itu, permainan rintik daun flamboyan berguguran. Seolah rinai dikala derasnya hujan.
Masih ingatkah... saat rembulan bersinar, terang. Ada penantian seseorang. Bermasa kerlip bintang tang bertaburan di gelapnya malam, meluki wajah yang tersembunyi di balai seluet bulan.
Sang pujaan, saat bertandang. Gelap jiwa menjadi terang. Tergambar jelas raut wajah suka cita, dan pelukan hangat tercipta. Yang tersebutnya, yang teristimewa...kini menjadi lukisan abadi di relung sanubari, dengan satu nyala lentera terang, menjadi benderang...
Dalam dekapmu, luntur laraku. Inginnya palingkan wajahmu sesaat, tatap lekat dalam dekap, abadimu dekat di hatimu..di hati terdalammu....
Tidak ada komentar:
Posting Komentar