sekali lagi,
diam terpekur
mendengarkan dan...
menelan bulat-bulat
yang menjadi penguasa atas raga
mmemecahkan batu diatas kepala
menjadi hancur berkeping-keping
berserakan bahkan sampai terjatuh kedalam sungai
yang beraliran deras
penguasaku, penguasa jiwaku...
atasku, atas nama sebuah cinta
menjadi debu ...
menghilang di terjang gelombang pasang
tak lagi terhempas, bahkan bertepi
ku biarkan kau penguasaku
melanjutkan gayung perahu
membiarkan mutiara ku bersamamu
tak sanggup raga lemah ini mengikuti gayung mu
tertinggal jauh hingga tak terlihat kembali
lambaian tangan perminta ijinan
atas sebuah kesalahan...
perendahan tak bisa diteruskan
...
kau penguasa jiwa ku atas diriku
melepaskan dan membiarkan terbang
untuk berkicau kembali
adalah keindahan ku...
Tidak ada komentar:
Posting Komentar