Belum terlalu silam saat kutanggalkan dia dalam sebuah cerita.
Yang persada, panjiku ku junjung tinggi manikam kalbu,
Langitku kini sebiru samudra, awanku seputih surga.
Dari balik bukit, dari bilik cahaya senja, dan dalam perdunya dedaunan
Kau sematkan setangkai krisan penyambutan...
Sehening pagi, aku meneteskan embun di telapak tanganku,
mengalir dan jatuh kembali ketanah, ohhh...
Ini awal yang indah, untuk merangkai sebuah cerita yang sempat tertunda
Yang pernah terhenti dan hilang begitu saja.
Jjangan malam membuat kita lelap, karena igau kita membuat kita bimbang,
Karena aku takut...takut malam mengambilmu dari teriakan kita, dari tetesan hati kebersamaan kita.
Biarkan bulan saja yang menjadi saksi pertautan hati antara rindangnya cinta dan kokohnya dahan kerinduan.
Selamat datang perasaan. menjelmalah menjadi yang indah dan terindah nantinya
Tidak ada komentar:
Posting Komentar