dan tarian sastra milikku bercerita tentangmu,
karena dia jujur mengalirkan kata-kata
dia begitu lugu berbicara melalui aksara
dan mengawalinya dengan menyebutmu.
fikiran maya dan ilustrasi berkonfrontasi
dengan imajinasiku...
melalui sentuhan pena, dan bisikan senandung
yang lambat-lambat menggambarmu jelas..
dan,
seketika aku mati, saat menikmati sunyi mengeja namamu
kau menikam pelukan dari arah yang berbeda.
dan aku terdiam dengan memperjelas pelukan.
aksaraku, menari-nari
mengalun dalam pelukan diam.
: langit mendung menguntit jejak tulisanku dari belakang.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar