meraih purnama saat malam memapah
seiring dercik gerimis mendulang rinai kerinduan
demi cinta dan pertaruhan rasa
demi asa yang tergenggam janji
kusulam puisi menjadi selimut diri
terpatri dari pintalan benang-benang hampa
tak lama aku membuatnya
hanya aksara bertahtakan sebuah nama
bukan untuk nya
atau untuk mereka
namun untukmu semata
derap-derap langkah tertawan di angkasa
melanglang sebuah maya dan kekosongan
senandung nada tak terbendung
senandung mimpi terbuncah sekejap saja
puisiku yang berkutat dengan malam
yang hanya kubiaskan dengan kalimat sederhana
yang kubesarkan dengan kata-kata
puisiku tak berpermata
tak berjubah
dia berpayung kasih
tak berbunyi
namun ia bercerita
tentang kita
kala Tuhan menitipkan rasa, hanya kita yang mampu bercerita
Wah bagus banget...
BalasHapus