Minggu, 23 Desember 2012

PERCAKAPAN KITA DI DAPUR



mencoba menghitung nafas yang terhembuskan angin.
mengumpulkan serpihan salam dari cerita bisumu semalam.
degap degup jantung seirama dengan organ tubuh yang menghasilkan nada romantis
ini keluar dari gerak gerik detik dadamu.

semalam, kuhabiskan waktuku untuk mengulum dan menikmati kisahnya.
aku bermalam diantara ruang imajiku, dan bangun menikmati sadarku 
aku berjibaku, antara terang dan gelap menyergapku.
seandainya semalam kamu di sisiku...

***

Aku lebih tegar dari sunyimu
lebih tegar dari detakdetak sepi yang ku kutip di spasi letih matamu

semalam..
aku menulis potonganpotongan puisi di benakku yang rapuh
menyusun acak rindu
dari segala lipatan maknamakna kosong di jemariku

aku tahu
ada lebih dari sebuah keyakinan dari ketegaran malam yang menjaga kesepian
tentangmu 
yang diam membisu di puisiku

***

 aku membacamu,
lewat puisi yang kau sematkan dalam diammu

semalam langitpun ikut diam
dia menemaniku membolak balikkan aksara
alur dingin mengabur
semalam gemintang terculik oleh sang rembulan, kau tau?

aku membacamu, isyaratmu
seperti aku berbahagia atasmu menyuntingku dalam puisimu
seperti yang disembunyikan rindu

***

Aku ingin kamu ada
lebih dari seribu sajak purnama
mencium aroma putih di lekat gulita
membalur indah sepijak lusuh langkahku

dalam asa yang membinar
ingin ku petik cahayamu
mengupas redup palung syahdu
di rerimbun makna jarakku 

katakan..
kali ini saja
"bahwa cinta kita ada"

***

jika cinta sesederhana puisimu
aku mampu menyederhanakan makna dengan ikhlasku
memilih untuk bersanding

atau mungkin ..

jika purnama mencabik setiap yang tergores
dan kata-kata kagum terlontar menjadi ikatan hati

aku memilih puisimu.
jika lantas kau bertanya adakah cinta kita
lebih jujur berkata, "ada"






Tidak ada komentar:

Posting Komentar