Senin, 10 Desember 2012

Sumpah!


sumpah!

bahkan takdirpun
akhirnya pasrah saat pagi melahirkan cahaya surya
dari lahir alam, bahwa cintalah yang membasuh rasa
perasaan dan keraguan

dan akhirnya...

aku merangkumnya menjadi sebait kalimat sederhana,
yang mengantarmu pada letih dan kisah yang tertatih

ahh...
tetaplah menjadi malam dan penyatuan cinta
bahwa tanpanya tak ada bahagia,
seperti kata senja tak bisa menyala tanpa ada surya yang menenggelamkannya.

4 komentar:

  1. Bagus puisinya mba. Ungkapan yang begitu mendalam tentang sebuah kepasrahan pada takdir. Salam kenal ya.. :)

    BalasHapus