akhir yang indah
kita punya indah yang terselip dibawah ranjang kita
secangkir mocca sederhana kita nikmati bergantian
bekas bibir kita bersentuhan
bahwa aku ingin menjadi bersama sampai renta
resah rindu bertumpu den
kadang rindu bersenandung pada bibir ranum merah
kadang saat lantang suara siraman hujan siang malam
kau berkelakar bahwa hanya pelukku yang sanggup menghangatkanmu
ohh...
kau, aku dan secangkir mocca sederhana
bukan hanya mata-mata kita
bahwa seribu susunan kata rancumu
yang membuatku jatuhkan rindu
Tidak ada komentar:
Posting Komentar