siapa aku, Suma?
aku hanya perempuan kabut
yang tak pernah berhenti menulis tentang cinta
memapah habis kerinduan dengan tajam mata pena
disitulah gerimis kuibaratkan
dan hembus angin hilir berganti musim yang ditentukan
tak ada airmata yang berisak ketika bernuansa
sementara aku,
menyeretmu dari satu memoar
berkali-kali
yang telah kugenapi isi rahim dengan batas akhir di bulan ini
ternyata masih ada yang tak kuketahui
kau bataskan diterakhir abadi
Tidak ada komentar:
Posting Komentar