Jumat, 27 Desember 2013

PUISI SUMA

Mengingatmu kembali, setelah sekian lama aku frustasi membaca puisiku sendiri

Perempuan bermata bulan
iya, benar aku menyebutmu begitu
tak seperti perempuan lainnya, kaupun sama sepertiku mencintai hujan, hujan yang menurutku adalah seribu mata kuas yang melukis jelas kelebat bayang dari sebalik puisi

Sepertinya kita sama, dalam memaknai denting lirih sepinya
begitu bersahaya
mendeburkan seberapa lengkap degup rindu harus disentuh

Apa yang harus kukatakan lagi
selain kau adalah mahligai puisiku

Tidak ada komentar:

Posting Komentar