Mengingatmu kembali, setelah sekian lama aku frustasi membaca puisiku sendiri
Perempuan bermata bulan
iya, benar aku menyebutmu begitu
tak seperti perempuan lainnya, kaupun sama sepertiku mencintai hujan, hujan yang menurutku adalah seribu mata kuas yang melukis jelas kelebat bayang dari sebalik puisi
Sepertinya kita sama, dalam memaknai denting lirih sepinya
begitu bersahaya
mendeburkan seberapa lengkap degup rindu harus disentuh
Apa yang harus kukatakan lagi
selain kau adalah mahligai puisiku
Perempuan bermata bulan
iya, benar aku menyebutmu begitu
tak seperti perempuan lainnya, kaupun sama sepertiku mencintai hujan, hujan yang menurutku adalah seribu mata kuas yang melukis jelas kelebat bayang dari sebalik puisi
Sepertinya kita sama, dalam memaknai denting lirih sepinya
begitu bersahaya
mendeburkan seberapa lengkap degup rindu harus disentuh
Apa yang harus kukatakan lagi
selain kau adalah mahligai puisiku
Tidak ada komentar:
Posting Komentar