Jumat, 27 Desember 2013

KITA SENYAWA



Ada rengkuh degupku lebih hangat hari ini
di bawah hujan di gegap nada riuh air di jendela

Menatapmu dalam pias rintik tak beratur,
menggumuli abstrak lamunku

kepadamu pemilik jarak rekatkan lekat tatapku,
kedalam kolam matanya yang bulan
sebening pengharapan
sehalus angin meriap helai keningmu

Lagi.. andai cemas mengekal
diujung sepi mata kabutmu
berlayarlah sejenak menyusuri
hulu curam mataku yang elang
agar kubawa terbang memapah
binar bersayap pelangi
di biru langit penuh janji

sudahlah, aku tak terlalu bijak untuk ini
bukan kah kita berdua mengagumi luka dari sebuah cinta
kemudian kita sendiri yang merangkainya
berjalan tertatih, jatuh berdiri

meski, sebuah ketika kita mengutuki malam
menanyakan pada kesendirian

"aku tak sanggup untuk melepaskan ini?" bisikku
dan kau tersenyum menimpali

aku adalah tunas pertama yang menumbuhkanmu
diatas ladang kering, di belah tandus hati dan
di kerontang nyalimu
dan kita serahkan semua pada rekat nadi


***) puisi kami lahir lagi
suma feat mahadiba

Tidak ada komentar:

Posting Komentar