sastra, tertulis dengan desah
peluh dan pelukan
sprei putih lusuh dan selimut bisu
tak banyak bicara meski mereka tau
malam-malam peluh
rindu antara dua dan satu
masih ingat, kita coba menulis puisi rancu diatas orgasme itu
indah bukan, tragis terkesan jumawa tapi romantis
ranjang mengalah
ranjang terpisah
melawan hati yang terpisah waktu
tapi waktu tak pernah memisahkan kita dari kulit telanjang
yang semakin syahdu
sastra tubuh, tertulis dengan desah
menukik membiasakan gemulai luruh kita saling mengingatkan
"hargailah apa yang kita lakukan,"
hujanlah pengaduan rindu dan cemburu
terakhir membiarkan kulitku tanpa selembar balutku
disini ranjang
dan aku masih terlalu jumawa pada orgasme sastra tubuh milikmu
peluh dan pelukan
sprei putih lusuh dan selimut bisu
tak banyak bicara meski mereka tau
malam-malam peluh
rindu antara dua dan satu
masih ingat, kita coba menulis puisi rancu diatas orgasme itu
indah bukan, tragis terkesan jumawa tapi romantis
ranjang mengalah
ranjang terpisah
melawan hati yang terpisah waktu
tapi waktu tak pernah memisahkan kita dari kulit telanjang
yang semakin syahdu
sastra tubuh, tertulis dengan desah
menukik membiasakan gemulai luruh kita saling mengingatkan
"hargailah apa yang kita lakukan,"
hujanlah pengaduan rindu dan cemburu
terakhir membiarkan kulitku tanpa selembar balutku
disini ranjang
dan aku masih terlalu jumawa pada orgasme sastra tubuh milikmu
Tidak ada komentar:
Posting Komentar