Satu satu perih itu tak menyisakan pedih
Biarkan ia mengalir sembari menggandeng erat butir air mata
Membawanya berlalu meninggalkan luka
Memaksa rona berkata suka
Kau tak menorehkan jelaga hitam di bilik sukma
Kau juga bukan pencipta dosa pada limpahan nyata
Kau adalah persembahan seluruh rasa
Kau adalah bias pelangi di kidung hati
Tak sempat ku eja satu persatu kata di sisi aksara
Tak bisa ku elak makna kecewa dari tarian kata
Kala ada tutur bungkam darimu,
Hanya ulas telan dahaga yang menjadi jawaban
Dirimu rajutan sutera simpulan hati
Dalam damba yang tak biasa di sela sanubari
Buatku kau selipan kuncup melati
Tumbuhkan aroma seberbak mengusik nurani
Ujarku padamu...
Makna hadirmu masih kuhargai
Tidak ada komentar:
Posting Komentar