Minggu, 15 Juli 2012

Jika pelukan itu nantinya masih untukku


Peluk aku dalam jedamu, aku ingin menuai kembali serunai tawa dari canda-candamu. Aku ingin di setiap pagiku, merekam kembali sapa dari suara indahmu.

Wahai kekasih yang bernuansa biru, elegi kisah ciptaku pada dinding-dinding semu telah mampu berbicara kembali. Kidung terasa lembut merasuk relung-relung kalbuku. Ingatkah engkau pada serpihan senja yang telah kita jalani berdua? Saat itu aku telah memasung hati pada belahan jiwa, pun yang telah kehilangan langkah. Buatku kau adalah cahaya dari serpihan itu, meski kau sembunyi di balik jendera, meski kau bukan bahtera pertama. Kau lentera yang tak bisa kupadamkan, meski ribuan sinar telah menyenyinari ruang diam yang bungkam.

Wahai kekasih yang bernuansa biru, kuatkan aku. Bersamaku kita merundukkan batin meski kita tak perlu menatap sombongnya langit, angkuhnya matahari dalam peliknya dusta. Dengarkan do'aku, hening tak bersuara menjelma pada pinta dan kehendak yang berpijak...

Tidak ada komentar:

Posting Komentar