Dukaku berkarib dengan jejak kaki
Dia sembunyi direlung hati
Bibir terkunci terpatri meski tak tahan ingin memaki
Pada hadapan pandang sunyi kau sangsi
Jangan cinta kau tangisi
Pula tersesali rindu yang terus menari
Biarkan, ternikmati sisa yang hampir pergi
Jika saat nanti seikat janji tak mampu terpungut lagi
Diujung malam kurebahkan sandaran keresahan
Menyisir lembut di dahan dan ranting pepohonan
Lembut mengayun saat bayu uraikan membelai
Menyusup kisi-kisi nurani yang tersembunyi
senang aku baca puisi ini.. Lama tuk mengartikan puisi in, samar terlihat risau, gundah dan pasrah. Bagus sekali bunda..Musiknya menghanyutkan
BalasHapussalam ya...terima kasih telah membaca sentuhanku kali ini...terima kasih. salam santun
Hapus