Selasa, 03 Juli 2012

Maaf ragaku kutinggalkan di sini...sendiri.


Senja itu mulai memerah saat kujatuhkan mimpi disepanjang langkah.
Sepi...sendiri

Sayangku,
Masih ingatkah sentuhan itu. Diujung rona indah kau tersenyum jelas. Disepanjang langkah tak ada kata pasrah pun tanpa menyerah. Namun malam telah menghadirkan rembulan untuk menyegerakan aku pulang...

Sayangku,
Setelah ingkar, kau dipertemukan. Pada kerinduan yang amat sangat perih,dan kemudian.. ilalang menyembunyikkan ranting kering membakarnya membara dan menyala

Lalu ketika murka, kau datang dan menata kembali cermin retak. Hening, aku masih tak menyadarinya. Pula kau telah membuat ku lupa, pada rasa dahaga. Pada rasa lelahnya memaknai semua.

Namun sayang, tak kulihat kembali cinta itu menuai nyata, sebab luruh pula hatiku, akan rasa yang sama, nun jauh disana. Hingga fatamorgana membiasakan di sepanjang kisah, di sepanjang cerita, pada penantian endingnya.

Dan..

Sayang...engkaupun terbangun, mendapati ragaku telah berubah menjadi sukma.
Maaf ragaku kutinggalkan di sini...sendiri.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar