Selasa, 03 Juli 2012

Padanya yang akan selalu menjaga rasa.


Jika ini catatan akhirku, sebelum temaram bulan tersamarkan. Ku serukan salam terakhir padamu, sebelum riak gelombang mengapusnya. Kau yang pernah menjadi sekawanan camar yang menjadi hiasan indah di sebentang samudra, bersahutan dalam nyanyian an kidung sukma.

Senja, telah buyar, kini tinggal serpihan-serpihan kecil yang terbuang. Yang tak satupun enggan kukumpulkan. Tersingkap di barisan kalimat, yang kuberi nama puisi...

Aku akan menyelesaikan seribu syair yang akan mmenjadi pertanda, bahwa aku tak akan sia-sia. Aku akan lesatkan syair  rindu dan menyisipkan kalimat tabah dalam setiap dengung takdirku.

Padamu yang telah mengajarkan mimpi saat terpejam, pada peraduanku setiap malam. Bahwa hidup ini akan terus berjalan , sayang. Saatnya pergi...mengakhiri nyanyian hati. Mengakhir kata yang pernah menjadi rayuan saat diperaduan. Biarkan langkah mu tak terhentikan sampai di setiap mili nanti kau akan menemukan, aku  akan jalanmu.

Padanya yang akan selalu menjaga rasa.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar