Dia yang pertama membelai wajah manja dengan ujung jemari.
Hingga menyerupai denting irama kecapi dan berhenti di ujung bibir.
Debar ini tak lazim,hingga goncang seluruh tubuh
Seperti mendidih darahku, dan lemah setiap sendi-sendi tulangku
Kau tangkap jiwaku, dan kau bumbungkan ke puncak tertinggi.
Aku mendesah tak tentu arah, seraya pasti aku larut dalam pelukan itu.
Terima kasih telah kau beri aku indah hatimu dalam pinanganmu
Tidak ada komentar:
Posting Komentar