Jumat, 27 Juli 2012

Wahai Angin


Wahai angin,
terpa aku saat pejaman mata tak mampu terbuka
padamu telah ku pinang sebait sajak
untuk kau sandingkan dengan rembulan

wahai angin,
desahmu kunantikan, agar sejuk ladang gersang ini
menganai rintik-rintik hujan

pada langit telah kulukiskan seraut wajah diam
tak bersuara sembunyi dalam butiran hujan
pada bidak cakrawala aku telah bersuara
memanggil mendengungkan namanya

dia membebatku 
mengikat erat diujung naluri
bagai belenggu mengecam rasaku
menggengam laju jemari

Tidak ada komentar:

Posting Komentar